Minggu, 25 September 2011

apakah bahasa dapat mempengaruhi perilaku manusia

Bahasa bisa mengacu kepada kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, atau kepada sebuah instansi spesifik dari sebuah sistem komunikasi yang kompleks. Kalau menurut saya bahasa adalah suatu alat yang berguna untuk berkomunikasi antara yang 1 dengan yang lain nya dengan melalui lisan maupun tulisan.

Menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.
Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian bahasa mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Alat komunikasi
2. Digunakan oleh masyarakat untuk beriteraksi
3. Simbol bunyi yang memiliki arti serta makna
4. Sistem lambing bunyi yang arbitrer

Fungsi bahasa
Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari.

Gorys Keraf (2001:3-8) menyatakan bahwa ada empat fungsi bahasa, yaitu:
1. Sebagai alat ekspresi diri
- yang di maksud kan dalam hal ini seperti penulis yang mengekspresikan diri nya melalui tulisan yang di buat dan tulisan kita juga dapat di artikan bahwa kita sedang mengekspresikan diri kita. Unsur-unsur yang mendorong terjadi nya ekspresikan diri yaitu agar menarik perhatian seseorang dan keingin untuk membebaskan diri kita dari dalam emosi.

2. Sebagai alat komunikasi
- yang di maksud di sini seperti kita sedang berbincang dengan seseorang dalam menyampaikan sebuah informasi. Di sini kita harus melihat apakah komunikasi kita di pahami atau tidak oleh orang lain, jika tidak maka komunikasi tersebut dapat di artikan komunikasi kita tidak sempurna. Dengan komunikasi pun kita dapat mempelajari semua yang telah di capai oleh nenek moyang dan kita juga bisa tau apa saja yang di capai oleh orang-orang sejaman oleh kita. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4). Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.

3. Sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial
- Bahasa di samping juga sebagai unsure sebuah kebudayaan. Dapat kita pelajari dan kita manfaatkan pengalaman-pengalaman seseorang serta belajar berkenal dengan satu sama lain nya. Pada saat kita sedang berada di lingkungan tertentu maka kita harus memilih bahasa mana yang kita gunakan sesuai situasi dan kondisi keadaan yang memungkinkan. Misal kita sedang berada di negara orang jangan sampai kita menyebutkan kata “kamu” ke pejabat karena hal itu tidak sopan alangkah lebih baik menggunakan kata “anda” agar terlihat sopan.

4. Sebagai alat control sosial
- Bahasa pun sangat efektif sebagai alat sosial. Kontrol social ini dapat di manfaatkan untuk diri sendiri ataupun untuk masyarakat luas. Khotbah di mesjid atau ceramah agama juga dapat bertujuan sebagai alat kontrol sosial dan orasi politik juga dapat bertujuan sebagai alat kontrol social. Fungsi bahasa sebagai alat sosial adalah berguna untuk alat peredam kemarahan . Menulis adalah salah satu contoh cara agar dapat meredam kemarahan karena dengan menulis maka kemarahan kita dapat hilang dikit demi sedikit.

Menurut saya, Fungsi Bahasa adalah :
1. Alat untuk berkomunikasi antara satu dengan yang lain nya
2. Alat untuk bekerja sama antara satu dengan yang lain nya.
3. Alat untuk mengidentifikasikan diri.

Peranan bahasa Indonesia sangat lah penting, karena selain sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga sebagai pemesartu bangsa Indonesia. Dan peranan bahasa Indonesia bukan hanya itu saja tetapi sangat lah banyak seperti di bidang pendidikan , nah di sini pengajar di tuntut harus benar-benar memberikan ajaran bahasa Indonesia yang baik dan benar agar tidak mencontoh sinetron yang terkadang menggunakan bahasa yang kurang bagus.

Apakah bahasa dapat mempengaruhi perilaku manusia
Menurut Sabriani (1963), mempertanyakan bahwa apakah bahasa mempengaruhi perilaku manusia atau tidak? Sebenarnya ada variabel lain yang berada diantara variabel bahasa dan perilaku. Variabel tersebut adalah variabel realita. Jika hal ini benar, maka terbukalah peluang bahwa belum tentu bahasa yang mempengaruhi perilaku manusia, bisa jadi realita atau keduanya.
Kehadiran realita dan hubungannya dengan variabel lain, yakni bahasa dan perilaku, perlu dibuktikan kebenarannya. Selain itu, perlu juga dicermati bahwa istilah perilaku menyiratkan penutur. Istilah perilaku merujuk ke perilaku penutur bahasa, yang dalam artian komunikasi mencakup pendengar, pembaca, pembicara, dan penulis.

1. Bahasa dan Realita
Fodor (1974) mengatakan bahwa bahasa adalah sistem simbol dan tanda. Yang dimaksud dengan sistem simbol adalah hubungan simbol dengan makna yang bersifat konvensional. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem tanda adalah bahwa hubungan tanda dan makna bukan konvensional tetapi ditentukan oleh sifat atau ciri tertentu yang dimiliki benda atau situasi yang dimaksud. Dalam bahasa Indonesia kata cecak memiliki hubungan kausal dengan referennya atau binatangnya. Artinya, binatang itu disebut cecak karena suaranya kedengaran seperti cak-cak-cak. Oleh karena itu kata cecak disebut tanda bukan simbol. Lebih lanjut Fodor mengatakan bahwa problema bahasa adalah problema makna. Sebenarnya, tidak semua ahli bahasa membedakan antara simbol dan tanda. Richards (1985) menyebut kata table sebagai tanda meskipun tidak ada hubungan kausal antara objek (benda) yang dilambangkan kata itu dengan kata table.
Dari uraian di atas dapat ditangkap bahwa salah satu cara mengungkapkan makna adalah dengan bahasa, dan masih banyak cara yang lain yang dapat dipergunakan. Namun sejauh ini, apa makna dari makna, atau apa yang dimaksud dengan makna belum jelas. Bolinger (1981) menyatakan bahwa bahasa memiliki sistem fonem, yang terbentuk dari distinctive features bunyi, sistem morfem dan sintaksis. Untuk mengungkapkan makna bahasa harus berhubungan dengan dunia luar. Yang dimaksud dengan dunia luar adalah dunia di luar bahasa termasuk dunia dalam diri penutur bahasa. Dunia dalam pengertian seperti inilah disebut realita.
Penjelasan Bolinger (1981) tersebut menunjukkan bahwa makna adalah hubungan antara realita dan bahasa. Sementara realita mencakup segala sesuatu yang berada di luar bahasa. Realita itu mungkin terwujud dalam bentuk abstraksi bahasa, karena tidak ada bahasa tanpa makna. Sementara makna adalah hasil hubungan bahasa dan realita.

2. Bahasa dan Perilaku
Seperti yang telah diuraikan di atas, dalam bahasa selalu tersirat realita. Sementara perilaku selalu merujuk pada pelaku komunikasi. Komunikasi bisa terjadi jika proses decoding dan encoding berjalan dengan baik. Kedua proses ini dapat berjalan dengan baik jika baik encoder maupun decoder sama-sama memiliki pengetahuan dunia dan pengetahuan bahasa yang sama. (Omaggio, 1986).
Dengan memakai pengertian yang diberikan oleh Bolinger(1981) tentang realita, pengetahuan dunia dapat diartikan identik dengan pengetahuan realita. Bagaimana manusia memperoleh bahasa dapat dijelaskan dengan teori-teori pemerolehan bahasa. Sedangkan pemerolehan pengetahuan dunia (realita) atau proses penghubungan bahasa dan realita pada prinsipnya sama, yakni manusia memperoleh representasi mental realita melalui pengalaman yang langsung atau melalui pemberitahuan orang lain. Misalnya seseorang menyaksikan sebuah kecelakaan terjadi, orang tersebut akan memiliki representasi mental tentang kecelakaan tersebut dari orang yang langsung menyaksikannya juga akan membentuk representasi mental tentang kecelakaan tadi. Hanya saja terjadi perbedaan representasi mental pada kedua orang itu.

Menurut saya bahasa dapat mempengaruhi perilaku manusia karena ada pepatah yang mengatakan “mulut mu harimau mu yang akan menerkam mu” itu bermaksud jika kita tidak bisa menjaga ucapan kita maka bisa terjadi kesalah pahaman.

Sumber :
google.com
wikipedi.org