Senin, 03 Desember 2012

Layanan Telematika, Teknologi Wireless, dan Middle Ware

Di postingan kali ini saya akan membahas tentang “Layanan Telematika, Teknologi Wireless, dan middle ware”. Sebelum nya saya sudah membahas tentang “PEMAHAMAN TENTANG TELEMATIKA” .. 1. Layanan Telematika Layanan telematika banyak di gunakan di beberapa bidang, 4 di antara nya adalah : a. Layanan Informatika di Bidang Informasi Layanan ini berfokuskan untuk mendapat kan informasi agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk pemberantasan kemiksinan dan kesenjangan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. b. Layanan Keamanan Layanan ini menyediakanan keamananinformasi dan data. layanan terdiri dari enkripsi, penggunaan protocol, penentuan akses control dan auditin. c. Layanan Context Aware dan Event-Based Context-awareness adalah kemampuan layanan network untuk mengetahui berbagai konteks, yaitu kumpulan parameter yang relevan dari pengguna (user) dan penggunaan network itu, serta memberikan layanan yang sesuai dengan parameter-parameter itu. Beberapa konteks yang dapat digunakan antara lain lokasi user, data dasar user, berbagai preferensi user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan user. d. Layanan Perbaikan Sumber (Resource Discovery Service) Layanan perbaikan sumber adalah layanan untuk penemuan layanan utilitas yang diperlukan. layanan ini juga berfungsi dalam pengindeksan lokasi layanan utilitas untuk mempercepat kecepatan penemuan. 2. Teknologi Wireless Wireless atau disebut juga nirkabel, adalah teknologi yang menghubungkan dua piranti untuk bertukar data tanpa media kabel. Data dipertukarkan melalui media gelombang cahaya tertentu (seperti teknologi infra merah pada remote TV) atau gelombang radio (seperti bluetooth pada komputer dan ponsel) dengan frekuensi tertentu. Teknologi Wireless yang digunakan untuk akses internet, contohnya : a. Infrared(IR). b. Wireless wide area network (bluetooth). c. Radio Frequency (RF). d. Wireless personal area network /telepon seluler(GSM/CDMA). e. Wireless lan (802.11). Kategori dari jaringan wireless antara lain : a. Wireless Personal Area Network (WPAN). b. Wireless Local Area Network (WLAN). c. Wireless Metropolitan Area Network (WMAN) d. Wireless Wide Area Network (WWAN). 3. Middle Ware Middleware adalah software yang menyambungkan komponen dan atau aplikasi guna mendukung operasional aplikasi dalam lingkungan jaringan terdistribusi, termasuk web servers, application servers, content management systems, dan perkakas sejenis yang menopang pengembangan.

Senin, 19 November 2012

PEMAHAMAN TENTANG TELEMATIKA

Kata Telematika berasal dari bahasa Perancis “TELEMATIQUE” yang berarti bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Istilahtelematika merujuk pada hakekat cyberspace sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan konvergensi telekomunikasi, media dan informatika. Istilah Teknologi Informasi itu sendiri merujuk pada perkembangan teknologi perangkat-perangkat pengolah informasi. Para praktisi menyatakan bahwa TELEMATICS adalah singkatan dari TELECOMMUNICATION and INFORMATICS sebagai wujud dari perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah Telematics juga dikenal sebagai {the new hybrid technology} yang lahir karena perkembangan teknologi digital. Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi semakin terpadu atau populer dengan istilah konvergensi. Semula Media masih belum menjadi bagian integral dari isu konvergensi teknologi informasi dan komunikasi pada saat itu. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disarikan pemahaman tentang telematika sebagai berikut. 1. Telematika adalah sarana komunikasi jarak jauh melalui media elektromagnetik. 2. Kemampuannya adalah mentransmisikan sejumlah besar informasi dalam sekejap, dengan jangkauan seluruh dunia, dan dalam berbagai cara, yaitu dengan perantaan suara (telepon, musik), huruf, gambar dan data atau kombinasi-kombinasinya. Teknologi digital memungkinkan hal tersebut terjadi. 3. Jasa telematika ada yang diselenggarakan untuk umum (online, internet), dan ada pula untuk keperluan kelompok tertentu atau dinas khusus (intranet). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa telematika merupakan teknologi komunikasi jarak jauh, yang menyampaikan informasi satu arah, maupun timbal balik, dengan sistem digital. BIDANG-BIDANG YANG TERKAIT TELEMATIKA Ragam bentuk yang akan disajikan merupakan aplikasi yang sudah berkembang diberbagai sektor, maka tidak menutup kemungkinan terjadi tumpang tindih. Semua kegiatan dengan istilah work and play dapat menggunakan telematika sebagai penunjang kinerja usaha semua usaha dalam semua sektor, sosial, ekonomi dan budaya. Bentuk-bentuk trsebut adalah. 1. E-goverment (Pemerintahan) E-goverment dihadirkan dengan maksud untuk administrasi pemerintahan secara elektronik. Di Indonesia ini, sudah ada suatu badan yang mengurusi tentang telematika, yaitu Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI). TKTI mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan dan mempelopori program aksi dan inisiatif untuk menigkatkan perkembangan dan pendayagunaan teknologi telematika di Indonesia, serta memfasilitasi dan memantau pelaksanaannya[15]. Tim tersebut memiliki beberapa terget. Salah satu targetnya adalah pelaksanaan pemerintahan online atau e-goverment dalam bentuk situs/web internet. Dengan e-goverment, pemerintah dapat menjalankan fungsinya melalui sarana internet yang tujuannya adalah memberi pelayanan kepada publik secara transparan sekaligus lebih mudah, dan dapat diakses (dibaca) oleh komputer dari mana saja. E-goverment juga dimaksudkan untuk peningkatan interaksi, tidak hanya antara pemerintah dan masyarakat, tetapi juga antar sesama unsur pemerintah dalam lingkup nasional, bahkan intrernasional. Pemerintahan tingkat provinsi sampai kabupaten kota, telah memiliki situs online. Contohnya adalah DPR, DKI Jakarta, dan Sudin Jaksel. Isi informasi dalam e-goverment, antara lain adalah profil wilayah atau instansi, data statistik, surat keputusan, dan bentuk interaktif lainnya. 2). E-commerce (Bisnis) Prinsip e-commerce tetap pada transaksi jual beli. Semua proses transaksi perdagangan dilakukan secara elektronik. Mulai dari memasang iklan pada berbagai situs atau web, membuat pesanan atau kontrak, mentransfer uang, mengirim dokumen, samapi membuat claim. Luasnya wilayah e-commerce ini, bahkan dapat meliputi perdagangan internasional, menyangkut regulasi, pengiriman perangkat lunak (soft ware), erbankan, perpajakan, dan banyak lagi. E- commerce juga memiliki istilah lain, yakni e-bussines. Contoh dalam kawasan ini adalah toko online, baik itu toko buku, pabrik, kantor, dan bank (e-banking). Untuk yang disebut terakhir, sudah banyak bank yang melakukan transaksi melalui mobile phone, ATM (Automatic Teller Machine – Anjungan Tunai Mandiri) , bahkan membeli pulsa. 3). E-learning (Pendidikan) Globalisasi telah menghasilkan pergeseran dalam dunia pendidikan, dalri pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Di Indonesia sudah berkembang pendidikan terbuka dengan modus belajar jarah jauh (distance learning) dengan media internet berbasis web atau situs. Kenyataan tersebut dapat dimungkinkan dengan adanya teknologi telematika, yang dapat menghubungkan guru dengan muridnya, dan mahasiswa dengan dosennya. Melihat hasil perolehan belajar berupa nilai secara online, mengecek jadwal kuliah, dan mengirim naskah tugas, dapat dilakukan. Peranan web kampus atau sekolagh termasuk cukup sentral dalam kegiatan pembelajaran ini. Selain itu, web bernuansa pendidikan non-institusi, perpustakaan online, dan interaksi dalam group, juga sangatlah mendukung. Selain murid atau mahasiswa, portal e-learning dapat diakses oleh siapapun yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Bentuk telematika lainnya masih banyak lagi, antara lain ada e-medicine, e-laboratory, e- technology, e-research, dan ribuan situs yang memberikan informasi sesuai bidangnya. Di luar berbasis web, telematika dapat berwujud hasil dari kerja satelit, contohnya ialah GPS (Global Position System), atau sejenisnya seperti GLONAS dan GALILEO, Google Earth, 3G, dan kini 4G, kompas digital, sitem navigasi digital untuk angkutan laut dan udara, serta teleconference.

Selasa, 10 Juli 2012

Faktor yang harus diperhatikan pada pembuatan formulir elektronik

formulir (dokumen) adalah secarik kertas yang memiliki ruang untuk diisi dengan informasi tanggal penjualan, nama wiraniaga dengan kodenya, nomor urut, nama barang dan kodenya, kuantitas, harga satuan, harga total setiap barang, harga total semua barang, dan tanda tangan wiraniaga serta berisi informasi yang tercetak misal nomor urut formulir dan nama formulir. Formulir elektronik merupakan ruang yang ditayangkan dalam layar komuter yang digunakan untuk menangkap data yang akan diolah dalam pengolahan data elektronik. Manfaat formulir elektronik yaitu; 1. Penangkapan data dilakukan sekali’ 2. Ketidakefisienan formulir dapat dihindari 3. Kemudahan dalam pengelolaan formulir 4. Tidak pernah kehabisan formulir 5. Tidak ada data yang mengambang 6. Tidak dimungkinkan penggunaan formulir yang salah 7. Kecepatan pengisian formulir 8. Tidak pernah ketinggalan jaman Menurut tujuan penggunaannya dibedakan menjadi 2 yaitu: a). Formulir yang dibuat meminta dilakukannya suatu tindakan. Digunakan oleh suatu unit organisasi untuk meminta unit organisasi lain melakukan sesuatu untuk kepentingan unit organisasi peminta. Contoh: surat permintaan pembelian (digunakan oleh bagian gudang untuk meminta bagian pembeliaan melaksanakan transaksi pembelian guna memenuhi kebutuhan persediaan barang di bagian gudang. Bukti permintaan danpengeluaran barang gudang, Surat permintaan penawaran harga, dll. b). Formulir yang digunakan untuk mencatat tindakan yang telah dilaksanakan. Digunakan untuk merekam data transaksi yang telah dilaksanakan. Contoh: formulir laporan penerimaan barang (digunakan oleh bagian penerimaan untuk mencatat data abrng yang diterima dari pemasok). Contoh lain; faktur penjualan, faktur pembelian, kartu jam kerja, dll. Faktor yang harus diperhatikan pada pembuatan formulir elektronik : 1. Rancangan formulir yang sederhana dan ringkas. Agar pengguna dapat langsung mengerti dalam penggunannya. 2. Elemen-elemen yang dicantumkan di dalam formulir elektronik yang telah disusun harus mmenurut urutan yang logis. Hal ini akan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pengisian formulir dan akan mengurangi waktu pengisian dan penggunaan formulir elektronik. 3. Nama formulir elektronik. Seperti hal orang-orang, formulir elektonikpun perlu diberi nama untuk memudahkan identifikasinya. 4. Nomor identifikasi pada setiap formulir elektronik. Untuk mengingat berbagai nomor identifikasi formulir elektronik dalam database. Oleh karena itu nomor identifikasi dapat melengkapi nama, untuk memudahkan identifikasi formulir. 5. Pengarahan dalam penginputan. Yaitu mengarahkan dimana data dapat dimasukkan dan menginformasikan kesalahan yang terjadi saat data dimasukkan. 6. Validity checking. Memverifikasi apakah data yang dimasukkan memenuhi kriteria format, batasan dan parameter lainnya, Menentukan apakah semua data lengkap (Contoh : NIM harus 10 digit dan tidak boleh memasukkan NIM yang sama). 7. Menyediakan Prosedur, yaitu menentukan hal-hal sbb. Sumber : www.google.co.id

Selasa, 19 Juni 2012

INDONESIA RAYA

Indonesia tanah airku Tanah tumpah darahku Disanalah aku berdiri Jadi pandu ibuku Indonesia kebangsaanku Bangsa dan Tanah Airku Marilah kita berseru Indonesia bersatu *courtesy of LirikLaguIndonesia.Net Hiduplah tanahku Hiduplah negriku Bangsaku Rakyatku semuanya Bangunlah jiwanya Bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya Indonesia Raya Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang kucinta Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya Indonesia Raya Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang kucinta Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya

Jumat, 15 Juni 2012

PECUNDANG

Akhirnya aku kembali ke tempat ini. Aku tidak bisa menahan perasaanku untuk tidak menemuinya lagi. Aku hanya ingin melihatnya dari jarak yang agak jauh, dari tempat yang agak terlindung. Dari balik malam, dengan leluasa aku bisa melihatnya tertawa dan tersenyum --tawa dan senyum yang dibuat-buat-- di hadapan para tamu. Tempat dia duduk menunggu tamu cukup terang bagi mataku, meski tempat itu hanya ditaburi cahaya merah yang redup. Aku masih bisa merasakan pancaran matanya yang pedih. Aku merasa dia sedang memperhatikan aku. Aku berusaha bersembunyi di balik kerumunan para pengunjung yang berseliweran di luar ruangan. Tapi sejenak aku ragu, apakah benar dia melihatku? Ah, jangan-jangan itu hanya perasaanku saja. Aku yakin dia kecewa dengan aku. Dia kecewa karena aku gagal membawanya pergi dari tempat ini. Hampir setiap malam aku mengunjungi tempat ini hanya untuk melihatnya dari kegelapan dan memastikan dia baik-baik saja. Aku seperti mata-mata yang sedang mengintai mangsanya. Atau mungkin aku seorang pengecut yang tidak berani menunjukkan batang hidung setelah kegagalan yang menyakitkan hatiku. Atau bisa jadi aku telah menjadi pecundang dari kenyataan pahit ini. Biasanya aku akan datang sekitar jam delapan malam. Aku memarkir motor di kegelapan dan berjalan perlahan menuju tempat dia biasa menunggu tamu. Jelas aku tidak akan berani masuk ke dalam ruangan yang pengab dengan asap rokok dan bau minuman itu. Aku terlanjur malu dengan dia. Makanya, aku hanya berani berdiri di luar, di dalam kegelapan, dengan tatapan mata yang sangat awas yang tertuju pada ruangan di mana dia duduk santai sambil mengepulkan asap rokoknya. Seringkali aku dibakar api cemburu ketika ada lelaki yang menghampirinya dan merayunya. Api cemburu itu semakin menjadi-jadi ketika dia juga meladeni lelaki yang merayunya dengan senyum dan tawa. Dan hatiku benar-benar hangus ketika kulihat dia masuk ke dalam biliknya ditemani lelaki itu. Saat itu juga batok kepalaku dipenuhi berbagai pikiran-pikiran buruk. Ya, sudah jelas, di dalam bilik sederhana itu mereka akan bergulat, bergumul, dan saling terkam dalam dengus napas birahi. Ah, sebenarnya tidak begitu. Itu hanya pikiran-pikiran burukku saja. Aku tahu dia perempuan lugu yang terjebak dalam situasi seperti itu. Semacam anak kijang yang masuk perangkap pemburu. Aku merasa aku telah jatuh hati padanya. Kamu tahu, bagaimana proses jatuh hati itu kualami? Baiklah, akan kuceritakan untukmu. Saat itu aku diajak oleh kawan karibku datang ke tempat ini. Kawanku itu menemui langganannya. Sedang aku hanya bengong-bengong di ruangan sambil minum kopi. Seorang ibu paruh baya menghampiriku. Dengan mata genit ibu itu mengatakan padaku kenapa aku tidak masuk kamar? Aku bilang bahwa aku lagi ingin sendiri, lagi ingin menikmati suasana saja. Ibu itu mengatakan ada yang baru, masih belia, baru datang dari kampung. Ibu itu bilang usianya baru 15 tahun. Dalam hati aku tertarik juga dengan perkataan ibu itu. Wah, masih belia sekali? Aku jadi ingin tahu kayak apa perempuan yang dibilang belia itu? Ibu tua itu kemudian memanggil dia. Sehabis mandi, ibu tua itu mengantar perempuan itu kepadaku. Dengan malu-malu perempuan ingusan itu duduk di sebelahku. Dia hanya diam dan tidak berkata-kata. Wajahnya manis dan memang masih bau kencur. Entah anak siapa yang disesatkan ke tempat seperti ini. Ibu tua itu menyuruhku segera mengajaknya masuk kamar, tentu dengan tarif khusus, lebih mahal dari biasanya. Di dalam kamar, perempuan itu masih diam, tak banyak bicara. Dari wajah kekanak-kanakannya terpancar perasaan cemas dan keragu-raguan. Aku jadi iba melihat tingkahnya yang memelas itu. Aku segera mencegah saat dia hendak melucuti busananya. Dia bingung dengan tingkahku. "Saya harus melayani tamu saya," jelasnya. "Aku tak perlu dilayani. Aku hanya ingin ngobrol denganmu. Dan aku akan tetap membayar sesuai tarif yang telah disepakati," ujarku. Aku menatap wajah yang lugu itu. Entah kenapa aku jadi tidak tega dan merasa simpati dengan dia. Mungkin aku terjebak pada pancaran matanya yang begitu diliputi kepolosan sekaligus kecemasan. Aku telah mengenal sejumlah perempuan yang bekerja seperti ini. Tapi dengan perempuan satu ini, aku merasakan dalam diriku bangkit suatu keinginan menjadi hero, ingin menyelamatkannya. Aku mendekapkan kepalanya ke dadaku. Aku membelai-belai rambutnya yang sebahu. Tiba-tiba saja aku merasa menjadi seorang kakak yang ingin melindungi adiknya dari segala marabahaya. "Mengapa kamu bisa berada di tempat seperti ini?" tanyaku lirih. "Seharusnya kamu menikmati masa-masa sekolahmu, seperti teman-temanmu yang lain.." Perempuan itu diam dan menatapku lembut. "Saya tidak tahu, Mas. Saya diajak oleh tante saya ke sini. Saya dijanjikan pekerjaan dengan gaji yang menggiurkan. Tapi ternyata saya dijebak di sini oleh tante saya sendiri." Aku kaget mendengar pengakuannya yang memilukan itu. Diam-diam dalam hatiku, rasa kasihan perlahan menjelma rasa simpati dan keinginnan untuk mengasihinya. "Kamu ingin pergi dari tempat ini?" "Ya, jelas, Mas. Tapi bagaimana caranya saya bisa pergi dari sini?" "Aku akan ngomong sama bosmu." "Mustahil, Mas!" "Mengapa mustahil?" "Mas tidak paham situasi di sini. Sekali perempuan terjebak dalam tempat ini, maka seumur hidup akan berkubang di sini." "Tidak. Aku akan menyelamatkanmu. Kamu harus melanjutkan sekolahmu. Dan kamu mesti cari kerja yang lebih bagus dari kerja begini." Perempuan bau kencur itu menundukkan kepalanya. Matanya memancarkan harapan, harapan bagi sebuah kebebasan. Aku cium keningnya. Aku bisikkan beberapa patah kata agar dia bersabar dan tabah. Aku ke luar dari bilik dengan perasaan gundah. "Gimana, Mas? Bagus, kan?" Ibu paruh baya itu berdiri di depan pintu dan mengerlingkan mata genit ke arah mataku. Tiba-tiba saja aku ingin muntah melihat tampang ibu genit itu. "Aku ingin ngomong sama bosmu," ujarku dengan nada agak geram. "Ada apa, Mas? Apa servisnya tidak memuaskan ya...? Wah, kalo gitu saya akan lapor ke bos." "Jangan. Bukan masalah itu. Ada yang aku ingin bicarakan sama bosmu. Tolong panggil dia." Perempuan paruh baya kepercayaan bos itu tergopoh-gopoh menemui bosnya. Tak berapa lama, dia muncul kembali mengiringi perempuan agak gembrot dengan wajah menyiratkan kelicikan. "Ada apa, Mas? Apa dia tidak melayani Mas dengan baik?" "Bukan masalah itu, Bu. Kira-kira kalau aku ingin mengajak dia keluar dari sini, gimana?" Wajah perempuan gembrot yang licik itu seketika berubah curiga. "Maksud Mas gimana?" "Aku ingin mengajak dia pergi dari sini." "Kalau begitu Mas harus menebusnya Rp 5 juta, gimana?" Aku terkesiap. Gila benar si gembrot ini. Mengapa aku mesti menebusnya sebanyak itu? Bukankah setiap orang berhak memilih kebebasannya? "Kenapa aku mesti menebus sebanyak itu? Dia bukan barang mati. Dia manusia yang memiliki kebebasannya," ujarku geram. Si gembrot tersenyum sinis. "Mas ini kayak tidak mengerti aja. Dia berada di bawah pengawasan dan tanggung jawab saya. Tantenya telah menitipkan dia pada saya." "Kalau begitu, kamu tidak berhak menjual dia dengan mempekerjakan dia sebagai pelacur," ujarku semakin geram melihat tingkah si gembrot. "Hidup makin sulit Mas. Semua orang perlu uang dan sekarang ini segala sesuatu diukur dengan uang. Begini saja Mas. Kalau Mas mau membawa dia, maka Mas sediakan uang Rp 5 juta. Itu saja." Si gembrot sambil menggerutu pergi meninggalkan aku yang masih terbengong-bengong. Sejenak aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat. Aku pun pergi meninggalkan tempat itu dengan perasaan luka. Sepintas kulihat mata perempuan yang ingin kuselamatkan itu berkilat basah menatap kepergianku. Beberapa hari kemudian aku berusaha mendapatkan uang sebanyak itu untuk menebus dia. Aku berusaha meminjam kepada kawan-kawanku. Namun usaha kerasku hanya berbuah kesia-siaan. Aku hanya bisa mengumpulkan Rp 2 juta. Aku kembali ke tempat itu dan mencoba tawar-menawar dengan si germo gembrot, tapi sia-sia belaka. Si gembrot tetap pada pendapatnya semula. Aku merasa kecewa dengan diriku sediri. Aku tidak berdaya menyelamatkan dia. Aku tidak habis-habisnya mengutuki diriku sendiri, mengapa aku tidak berkesempatan jadi orang kaya. Maka seperti saat ini, setiap malam aku hanya bisa menatap dia dari kegelapan malam. Sambil menahan hatiku yang hampir hangus dibakar cemburu, aku melihat dia bercengkerama dengan para tamu. Sepertinya dia bahagia dengan pekerjaan yang dijalaninya. Setiap melihat senyum dan tawanya, aku merasa bersalah sekaligus kecewa dengan diriku sendiri. Pada akhirnya aku hanya jadi pecundang.

SEHARUSNYA BERJUDUL "CELANA DALAM"

Sundari sedang memasukkan baju-baju kotor ke mesin cuci ketika suara lantang majikan perempuannya menggema dari arah kamar tidur utama. "Cundaliiii!!" jerit itu terdengar lagi. Sundari terkesiap, gugup. Sundari tahu benar, ketika namanya disebut lengkap begitu sesuatu yang luar biasa pasti sedang terjadi. Tiga bulan tinggal bersama keluarga asing yang menjadi majikannya, sudah membuatnya mulai mengerti kebiasaan tuan dan nyonyanya. Sundari mencoba mengingat-ingat, apa kira-kira yang telah diperbuatnya pagi ini atau kemarin malam. Sundari yakin tidak ada yang tidak wajar. Memang, sejak kepulangannya dari Amerika kemarin sore, Mam tak habis-habisnya menekuk wajah. Sepertinya ia menyesal telah pulang. Tuan pergi ke China, berangkat dua jam sebelum Mam kembali. Sundari buru-buru memindahkan semua baju dari dalam keranjang ke mesin cuci. Tapi, belum sempat ia menuangkan deterjen, suara majikannya terdengar dekat. Menyembul dari pintu dapur, "Cundaliiii!!" Sundari menoleh, dan tanpa diperintah lagi mengikuti langkah majikannya. Dag dig dug jantungnya berirama bingar. "Look!!" jari lentik majikannya menunjuk laci pakaian dalamnya yang terbuka. Sundari mendekat, mengamati setiap pernik di dalamnya. Rapi, tidak ada yang salah letak. Beberapa saat Sundari cuma tertegun. Sampai majikannya dengan menggunakan sisir mencoba mengangkat sesuatu (celana dalam!). Sundari tetap tidak mengerti. "It’s your panty, isn’t it?" berkata begitu Mam melotot ke arahnya sambil menunjukkan celana dalam yang dirapikanya beberapa hari lalu. Waktu itu Sundari sempat tersenyum geli, berpikir, mungkin Tuan sedang kangen sama Mam hingga perlu mengeluarkan celana dalamnya yang paling bagus --yang ini Sundari belum pernah lihat sebelumnya, lalu menjemurnya di balkon. Saat merapikannya, Sundari merasa tidak perlu bertanya pada Tuan soal celana dalam itu. Tidak sopan, pikirnya. Tapi, menghadapi sikap nyonyanya yang seolah telah lupa sama sekali dengan barang milik pribadinya, kontan Sundari jadi salah tingkah. "Nnn... no.. no Mam. My panty is big-big one," kata Sundari akhirnya. Mendengar jawaban Sundari, Mam mengerutkan dahi hingga alisnya yang bergaris tajam saling bertaut. Wajahnya semakin kelihatan judes. Matanya yang sipit mulai kelihatan merah dan berair. Mam mulai menangis. Sundari semakin salah tingkah. Ia ingin mengatakan pada Nyonya, mungkin sebaiknya Nyonya menelepon dan menanyakan pada Tuan soal celana dalam yang diributkannya itu. Tapi, segera diurungkannya. Dengan bahasa Inggris patah-patah sambung, bagaimana mungkin ia akan mampu menjelaskan pada Nyonya? Sundari diam dalam kebingungan. Ia hanya menuruti langkah majikannya saja ketika ia bergegas menuju kamar Sundari. Sambil sesenggukan Nyonya membuka laci pakaian Sundari. Foto usang Parjo meringis di depan sepeda motor tetangga, terlihat. Sundari tersipu. Mam mengamati isi laci Sundari agak lama, dan dengan tangis yang semakin menjadi ia menenteng celana dalam murahan berukuran XL milik Sundari. Tangisnya semakin keras, meraung-raung. Sehari itu, Nyonya mengurung diri di dalam kamar. Bahkan, ketika makan siang pun Nyonya menolak keluar. Sundari berusaha santai dengan mengerjakan rutinitasnya. Saat Nyonya memanggilnya untuk membantu memasukkan baju-bajunya ke dalam tas besar, Sundari tidak merasakan keganjilan apa pun. Besoknya, Nyonya pergi bersama tas besarnya setelah berpesan kepada Sundari untuk tidak pergi ke mana-mana. Sundari yang memang terbiasa tak pergi keluar rumah, cuma mengangguk-angguk. Sundari mulai mampu meraba apa yang terjadi. Dulu, dua bulan lalu, Nyonya pernah marah besar kepada Tuan. Gara-garanya, Tuan terlambat pulang. Padahal, Nyonya menunggunya untuk makan malam bersama. Sampai larut malam keduanya masih riuh adu argumen. Hingga tiba-tiba, Tuan menggedor pintu kamarnya dan menyuruhnya mengambilkan peralatan P3K. Esoknya, Sundari melihat pergelangan tangan kiri Nyonya diperban. Mungkin Nyonya mencoba bunuh diri. Nyonya memang orang yang cemburuan. Sepekan setelah kepergian Nyonya, ketika persediaan makan mendekati habis, Nyonya pulang bersama seseorang dari agen penyalur tenaga kerja yang memasokkan Sundari ke majikannya di Hong Kong. "Cundali, kamu punya majikan mau celai. Kamu punya kelja tidak ada. Kamu dipulangkan," kata Miss Lam berusaha memberi pengertian pada Sundari. Saat itu Sundari hanya ingat Kang Parjo, suaminya di dekat sepeda motor tetangga, meringis. Padahal Sundari ingin menangis. *** "Indonesia, hamaiya?" sapa seseorang dari arah samping Sundari, ketika ia sedang mengamati lalu-lintas orang di ruang tunggu Bandara Chek Lap Kok. "Ya." "Dipulangkan meh?" tanyanya lagi. Sundari merasa agak gerah dengan pertanyaan itu. Tapi mencoba tenang. "Kok tahu?" katanya balik bertanya. "Rambutnya pendek dan bawaannya sedikit ma!" Sundari tersenyum getir. Lalu perempuan yang menyapanya itu pun duduk di sampingnya. Berbincang-bincang dengan bahasa negeri sendiri --meski Sundari merasa bahasa perempuan itu agak dibuat-buat-- Sundari merasa akan kembali ke dunianya. Tiga bulan ia harus memelajari bahasa asing patah-patah bercampur bahasa isyarat. Menelan bulat-bulat dan berusaha memahami budaya yang jelas berbeda dengannya. Berpikir itu hanyalah bagian yang harus dijalaninya untuk mewujudkan mimpi punya kehidupan yang lebih layak. Mungkin seperti Budha yang mesti menjalani Samsara sebelum mencapai Nirwana. Apalagi bila ia ingat kebiasaan majikan yang suka marah, bicara dengan membentak, tertawa ngakak, menangis sejadi-jadinya, serta-merta Sundari merasa lelah. Kelelahan yang jelas menggurat di wajahnya yang bulat. Lalu Marni, gadis di sebelahnya itu, siapa menyangka ternyata bekerja di flat yang sama dengannya! Satu tingkat di atasnya. Marni juga dipulangkan. "Namanya majikan ya Mbak, salah bener ya maunya bener. Hamai sin? Ngapain Mbak dipulangkan?" Marni bertanya kepada Sundari. "Majikanku cerai. Kamu?" "Karena celana dalam! Jisin! Dasar majikan nggak tahu diuntung! Seenaknya bilang aku cerob..." "Celana dalam? Jangan-jangan warnanya merah muda?" potong Sundari. "Haiya, haiya!" "Ada renda-renda di samping kanan dan kirinya ya?" "Haiya!!" "Kecil, mereknya Sexygirl?" "Haiwo!! TIM CHI CEK? Kok tahu?" Sundari bengong, teringat ia akan celana dalam merah muda yang telah berubah jadi guntingan kain kecil tak beraturan di kamar majikannya. Nyonya bilang, "Jangan dibuang, biar Tuan tahu." Mengingat nasibnya, nasib Marni, juga nasib majikannya, Sundari tersenyum tanpa sadar. Seseorang dengan kulit sewarna periuk gosong, di sebelah kiri pintu masuk, menyambut senyumnya. Sundari mengalihkan pandang cepat-cepat kepada Marni, "Ceritanya singkat. Nanti aku ceritakan di dalam pesawat," katanya, karena pengeras suara itu sudah meneriakkan pengumuman bahwa pesawat menuju Surabaya akan segera lepas landas. Marni cuma mengangguk sambil melongo.

SANG PRIMADONA

Apa yang harus aku lakukan? Berilah aku saran! Aku benar-benar pusing. Apabila masalahku ini berlarut-larut dan aku tidak segera menemukan pemecahannya, aku khawatir akan berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan dan kegiatanku dalam masyarakat. Lebih-lebih terhadap dua permataku yang manis-manis: Gita dan Ragil. Tapi agar jelas, biarlah aku ceritakan lebih dahulu dari awal. Aku lahir dan tumbuh dalam keluarga yang -katakanlah-- kecukupan. Aku dianugerahi Tuhan wajah yang cukup cantik dan perawakan yang menawan. Sejak kecil aku sudah menjadi "primadona" keluarga. Kedua orang tuaku pun, meski tidak memanjakanku, sangat menyayangiku. Di sekolah, mulai SD sampai dengan SMA, aku pun --alhamdulillah-juga disayangi guru-guru dan kawan-kawanku. Apalagi aku sering mewakili sekolah dalam perlombaan-perlombaan dan tidak jarang aku menjadi juara. Ketika di SD aku pernah menjadi juara I lomba menari. Waktu SMP aku mendapat piala dalam lomba menyanyi. Bahkan ketika SMA aku pernah menjuarai lomba baca puisi tingkat provinsi. Tapi sungguh, aku tidak pernah bermimpi akhirnya aku menjadi artis di ibu kota seperti sekarang ini. Cita-citaku dari kecil aku ingin menjadi pengacara yang di setiap persidangan menjadi bintang, seperti sering aku lihat dalam film. Ini gara-gara ketika aku baru beberapa semester kuliah, aku memenangkan lomba foto model. Lalu ditawari main sinetron dan akhirnya keasyikan main film. Kuliahku pun tidak berlanjut. Seperti umumnya artis-artis popular di negeri ini, aku pun kemudian menjadi incaran perusahaan-perusahaan untuk pembuatan iklan; diminta menjadi presenter dalam acara-acara seremonial; menjadi host di tv-tv; malah tidak jarang diundang untuk presentasi dalam seminar-seminar bersama tokoh-tokoh cendekiawan. Yang terakhir ini, boleh jadi aku hanya dijadikan alat menarik peminat. Tapi apa rugiku? Asal aku diberi honor standar, aku tak peduli. Soal kuliahku yang tidak berlanjut, aku menghibur diriku dengan mengatakan kepada diriku, "Ah, belajar kan tidak harus di bangku kuliah. Lagi pula orang kuliah ujung-ujungnya kan untuk mencari materi. Aku tidak menjadi pengacara dan bintang pengadilan, tak mengapa; bukankah kini aku sudah menjadi superbintang. Materi cukup." Memang sebagai perempuan yang belum bersuami, aku cukup bangga dengan kehidupanku yang boleh dikata serba kecukupan. Aku sudah mampu membeli rumah sendiri yang cukup indah di kawasan elite. Ke mana-mana ada mobil yang siap mengantarku. Pendek kata aku bangga bisa menjadi perempuan yang mandiri. Tidak lagi bergantung kepada orang tua. Bahkan kini sedikit-banyak aku bisa membantu kehidupan ekonomi mereka di kampung. Sementara banyak kawan-kawanku yang sudah lulus kuliah, masih lontang-lantung mencari pekerjaan. Kadang-kadang untuk sekadar menyenangkan orang tua, aku mengundang mereka dari kampung. Ibuku yang biasanya nyinyir mengomentari apa saja yang kulakukan dan menasehatiku ini-itu, kini tampak seperti sudah menganggapku benar-benar orang dewasa. Entah kenyataannya demikian atau hanya karena segan kepada anaknya yang kini sudah benar-benar hidup mandiri. Yang masih selalu ibu ingatkan, baik secara langsung atau melalui surat, ialah soal ibadah. "Nduk, ibadah itu penting. Bagaimana pun sibukmu, salat jangan kamu abaikan!" "Sempatkan membaca Quran yang pernah kau pelajari ketika di kampung dulu, agar tidak hilang." "Bila kamu mempunyai rezeki lebih, jangan lupa bersedekah kepada fakir miskin dan anak yatim." Ya, kalimat-kalimat semacam itulah yang masih sering beliau wiridkan. Mula-mula memang aku perhatikan; bahkan aku berusaha melaksanakan nasihat-nasihat itu, tapi dengan semakin meningkatnya volume kegiatanku, lama-lama aku justru risi dan menganggapnya angin lalu saja. Sebagai artis tenar, tentu saja banyak orang yang mengidolakanku. Tapi ada seorang yang mengagumiku justru sebelum aku menjadi setenar sekarang ini. Tidak. Ia tidak sekadar mengidolakanku. Dia menyintaiku habis-habisan. Ini ia tunjukkan tidak hanya dengan hampir selalu hadir dalam even-even di mana aku tampil; ia juga setia menungguiku shoting film dan mengantarku pulang. Tidak itu saja. Hampir setiap hari, bila berjauhan, dia selalu telepon atau mengirim SMS yang seringkali hanya untuk menyatakan kangen. Di antara mereka yang mengagumiku, lelaki yang satu ini memang memiliki kelebihan. Dia seorang pengusaha yang sukses. Masih muda, tampan, sopan, dan penuh perhatian. Pendek kata, akhirnya aku takluk di hadapan kegigihannya dan kesabarannya. Aku berhasil dipersuntingnya. Tidak perlu aku ceritakan betapa meriah pesta perkawinan kami ketika itu. Pers memberitakannya setiap hari hampir dua minggu penuh. Tentu saja yang paling bahagia adalah kedua orang tuaku yang memang sejak lama menghendaki aku segera mengakhiri masa lajangku yang menurut mereka mengkhawatirkan. Begitulah, di awal-awal perkawinan, semua berjalan baik-baik saja. Setelah berbulan madu yang singkat, aku kembali menekuni kegiatanku seperti biasa. Suamiku pun tidak keberatan. Sampai akhirnya terjadi sesuatu yang benar-benar mengubah jalan hidupku. Beberapa bulan setelah Ragil, anak keduaku, lahir, perusahaan suamiku bangkrut gara-gara krisis moneter. Kami, terutama suamiku, tidak siap menghadapi situasi yang memang tidak terduga ini. Dia begitu terpukul dan seperti kehilangan keseimbangan. Perangainya berubah sama sekali. Dia jadi pendiam dan gampang tersinggung. Bicaranya juga tidak seperti dulu, kini terasa sangat sinis dan kasar. Dia yang dulu jarang keluar malam, hampir setiap malam keluar dan baru pulang setelah dini hari. Entah apa saja yang dikerjakannya di luar sana. Beberapa kali kutanya dia selalu marah-marah, aku pun tak pernah lagi bertanya. Untung, meskipun agak surut, aku masih terus mendapatkan kontrak pekerjaan. Sehingga, dengan sedikit menghemat, kebutuhan hidup sehari-hari tidak terlalu terganggu. Yang terganggu justru keharmonisan hubungan keluarga akibat perubahan perilaku suami. Sepertinya apa saja bisa menjadi masalah. Sepertinya apa saja yang aku lakukan, salah di mata suamiku. Sebaliknya menurutku justru dialah yang tak pernah melakukan hal-hal yang benar. Pertengkaran hampir terjadi setiap hari. Mula-mula, aku mengalah. Aku tidak ingin anak-anak menyaksikan orang tua mereka bertengkar. Tapi lama-kelamaan aku tidak tahan. Dan anak-anak pun akhirnya sering mendengar teriakan-teriakan kasar dari mulut-mulut kedua orang tua mereka; sesuatu yang selama ini kami anggap tabu di rumah. Masya Allah. Aku tak bisa menahan tangisku setiap terbayang tatapan tak mengerti dari kedua anakku ketika menonton pertengkaran kedua orang tua mereka. Sebenarnya sudah sering beberapa kawan sesama artis mengajakku mengikuti kegiatan yang mereka sebut sebagai pengajian atau siraman rohani. Mereka melaksanakan kegiatan itu secara rutin dan bertempat di rumah mereka secara bergilir. Tapi aku baru mulai tertarik bergabung dalam kegiatan ini setelah kemelut melanda rumah tanggaku. Apakah ini sekadar pelarian ataukah --mudah-mudahan-- memang merupakan hidayah Allah. Yang jelas aku merasa mendapatkan semacam kedamaian saat berada di tengah-tengah majelis pengajian. Ada sesuatu yang menyentuh kalbuku yang terdalam, baik ketika sang ustadz berbicara tentang kefanaan hidup di dunia ini dan kehidupan yang kekal kelak di akhirat, tentang kematian dan amal sebagai bekal, maupun ketika mengajak jamaah berdzikir. Setelah itu, aku jadi sering merenung. Memikirkan tentang diriku sendiri dan kehidupanku. Aku tidak lagi melayani ajakan bertengkar suami. Atau tepatnya aku tidak mempunyai waktu untuk itu. Aku menjadi semakin rajin mengikuti pengajian; bukan hanya yang diselenggarakan kawan-kawan artis, tapi juga pengajian-pengajian lain termasuk yang diadakan di RT-ku. Tidak itu saja, aku juga getol membaca buku-buku keagamaan. Waktuku pun tersita oleh kegiatan-kegiatan di luar rumah. Selain pekerjaanku sebagai artis, aku menikmati kegiatan-kegiatan pengajian. Apalagi setelah salah seorang ustadz mempercayaiku untuk menjadi "asisten"-nya. Bila dia berhalangan, aku dimintanya untuk mengisi pengajian. Inilah yang memicu semangatku untuk lebih getol membaca buku-buku keagamaan. O ya, aku belum menceritakan bahwa aku yang selama ini selalu mengikuti mode dan umumnya yang mengarah kepada penonjolan daya tarik tubuhku, sudah aku hentikan sejak kepulanganku dari umrah bersama kawan-kawan. Sejak itu aku senantiasa memakai busana muslimah yang menutup aurat. Malah jilbabku kemudian menjadi tren yang diikuti oleh kalangan muslimat. Ringkas cerita; dari sekadar sebagai artis, aku berkembang dan meningkat menjadi "tokoh masyarakat" yang diperhitungkan. Karena banyaknya ibu-ibu yang sering menanyakan kepadaku mengenai berbagai masalah keluarga, aku dan kawan-kawan pun mendirikan semacam biro konsultasi yang kami namakan "Biro Konsultasi Keluarga Sakinah Primadona". Aku pun harus memenuhi undangan-undangan --bukan sekadar menjadi "penarik minat" seperti dulu-- sebagai nara sumber dalam diskusi-diskusi tentang masalah-masalah keagamaan, sosial-kemasyarakatan, dan bahkan politik. Belum lagi banyaknya undangan dari panitia yang sengaja menyelenggarakan forum sekadar untuk memintaku berbicara tentang bagaimana perjalanan hidupku hingga dari artis bisa menjadi seperti sekarang ini. Dengan statusku yang seperti itu dengan volume kegiatan kemasyarakatan yang sedemikian tinggi, kondisi kehidupan rumah tanggaku sendiri seperti yang sudah aku ceritakan, tentu semakin terabaikan. Aku sudah semakin jarang di rumah. Kalau pun di rumah, perhatianku semakin minim terhadap anak-anak; apalagi terhadap suami yang semakin menyebalkan saja kelakuannya. Dan terus terang, gara-gara suami, sebenarnyalah aku tidak kerasan lagi berada di rumahku sendiri. Lalu terjadi sesuatu yang membuatku terpukul. Suatu hari, tanpa sengaja, aku menemukan sesuatu yang mencurigakan. Di kamar suamiku, aku menemukan lintingan rokok ganja. Semula aku diam saja, tapi hari-hari berikutnya kutemukan lagi dan lagi. Akhirnya aku pun menanyakan hal itu kepadanya. Mula-mula dia seperti kaget, tapi kemudian mengakuinya dan berjanji akan menghentikannya. Namun beberapa lama kemudian aku terkejut setengah mati. Ketika aku baru naik mobil akan pergi untuk suatu urusan, sopirku memperlihatkan bungkusan dan berkata: "Ini milik siapa, Bu?" "Apa itu?" tanyaku tak mengerti. "Ini barang berbahaya, Bu," sahutnya khawatir, "Ini ganja. Bisa gawat bila ketahuan!" "Masya Allah!" Aku mengelus dadaku. Sampai sopir kami tahu ada barang semacam ini. Ini sudah keterlaluan. Setelah aku musnahkan barang itu, aku segera menemui suamiku dan berbicara sambil menangis. Lagi-lagi dia mengaku dan berjanji kapok, tak akan lagi menyentuh barang haram itu. Tapi seperti sudah aku duga, setelah itu aku masih selalu menemukan barang itu di kamarnya. Aku sempat berpikir, jangan-jangan kelakuannya yang kasar itu akibat kecanduannya mengonsumsi barang berbahaya itu. Lebih jauh aku mengkhawatirkan pengaruhnya terhadap anak-anak. Terus terang aku sudah tidak tahan lagi. Memang terpikir keras olehku untuk meminta cerai saja, demi kemaslahatanku dan terutama kemaslahatan anak-anakku. Namun seiring maraknya tren kawin-cerai di kalangan artis, banyak pihak terutama fans-fansku yang menyatakan kagum dan memuji-muji keharmonisan kehidupan rumah tanggaku. Bagaimana mereka ini bila tiba-tiba mendengar --dan pasti akan mendengar-- idolanya yang konsultan keluarga sakinah ini bercerai? Yang lebih penting lagi adalah akibatnya pada masa depan anak-anakku. Aku sudah sering mendengar tentang nasib buruk yang menimpa anak-anak orang tua yang bercerai. Aku bingung. Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus mengorbankan rumah tanggaku demi kegiatan kemasyarakatanku, ataukah sebaiknya aku menghentikan kegiatan kemasyarakatan demi keutuhan rumah tanggaku? Atau bagaimana? Berilah aku saran! Aku benar-benar pusing!

MALAM MALAM NINA

Ini sudah hari ke empat Nina kelihatan murung. Kian hari wajahnya semakin mendung dengan mata nanar dan bisu. Kerjanya setiap hari bangun dengan masai lalu duduk termenung. Sebetulnya itu bukan urusanku. Karena Nina bukan siapa-siapaku. Ia hanya menyewa sebuah kamar di rumahku. Ia tinggal bersamaku baru dua bulan ini. Tetapi entah kenapa aku langsung menyukainya. Rumahku tidak terlalu besar. Juga tidak terlalu bagus. Sederhana saja. Rumahku berada di kampung yang dindingnya rapat dengan tembok rumah sebelah. Ada tiga kamar kosong. Tetapi aku tinggal sendirian. Karenanya aku menyewakan kamar-kamar kosong itu untuk menunjang hidupku di samping aku membuka sebuah warung kelontongan kecil di depan rumah. Penghuni kamar pertama adalah Anita. Ia cantik dan selalu wangi karena ia bekerja sebagai seorang beauty advisor kosmetik terkenal di counter kosmetik sebuah plaza megah. Anita supel, periang dan pandai berdandan. Kamar kedua dipakai oleh Tina. Ia juga cantik. Katanya ia bekerja di sebuah restaurant. Tetapi yang mengantarnya pulang selalu bukan laki-laki yang sama. Kepulan rokok mild juga tidak pernah lepas dari bibirnya yang seksi. Tetapi aku bukan tipe pemilik kost yang rese’. Mereka kuberi kunci pintu supaya bila pulang larut malam tidak perlu mengetuk-ngetuk pintu dan membuatku terganggu. Aku tidak terlalu pusing dengan apa pun yang mereka kerjakan. Toh mereka selalu membayar uang kost tepat waktu. Bukan itu saja, menurutku, mereka cukup baik. Mereka hormat dan sopan kepadaku. Apa pun yang mereka lakoni, tidak bisa membuatku memberikan stempel bahwa mereka bukan perempuan baik-baik. Nina datang dua bulan yang lalu dan menempati kamar ketiga. Kutaksir usianya belum mencapai tiga puluh tahun. Paling-paling hanya terpaut dua tiga tahun di bawahku. Ia tidak secantik Anita dan Tina, tetapi ia manis dan menarik dengan matanya yang selalu beriak dan senyumnya yang tulus. Ia rapi. Bukan saja kamarnya yang selalu tertata, tetapi kata-katanya pun halus dan terjaga. Ia membuatku teringat kepada seorang perempuan yang nyaris sempurna. Perempuan di masa lampau yang…ah…aku luka bila mengingatnya. Oh ya, Nina juga tidak pernah keluar malam. Ia lebih banyak berada di rumah, bahkan ia tidak segan-segan membantuku menjaga warung. Kalaupun ia keluar rumah, ia akan keluar untuk tiga sampai empat hari setelah menerima telepon dari seseorang laki-laki. Laki-laki yang sama. Bukan masalah kemurungannya saja yang aneh bagiku. Tetapi sudah dua minggu terakhir Nina tidak pernah keluar rumah. Bahkan tidak menerima atau menelepon sama sekali. Yang tampak olehku hanyalah kegelisahan yang menyobek pandangannya. Dan puncaknya adalah empat hari terakhir ini. "Nina, ada apa? Beberapa hari ini kamu kelihatan murung…," aku tidak bisa mengerem lidahku untuk bertanya, ketika kami hanya berdua saja di rumah. Warung sudah tutup pukul sepuluh malam. Anita dan Tina belum pulang. Tetapi Nina kulihat masih termangu dengan mata kosong. Ia menoleh dengan lesu setelah sepersekian menit diam seakan-akan tidak mendengarkan apa yang aku tanyakan. Kemurungan tampak menggunung di matanya yang selalu beriak. Tetapi ia cuma menggeleng. "Apa yang sekiranya bisa Mbak bantu?" aku tidak peduli andai ia menganggapku rese’. Lagi-lagi hanya gelengan. Ia masih duduk seperti arca membatu. Tapi mampu kubaca pikirannya gentayangan. Rohnya tidak berada di tubuhnya. Entah ke mana mengejewantah. Nina memang tidak pernah bercerita tentang dirinya, tentang orang tuanya, asalnya, sekolahnya, perasaannya, atau tentang laki-laki yang kerap meneleponnya. Aku sendiri juga tidak pernah menanyakannya. Mungkin ada hal-hal yang tidak ingin dia bagi kepada orang lain. Maka biarlah ia menyimpannya sendiri. Bukankah aku juga seperti itu? Sepi terasa lindap, seakan menancapkan kuku-kukunya mengoyak angin yang terluka. Hening itu benar-benar ada di antara aku dan Nina. Aku merasa tersayat. Karena sunyi seperti ini sudah kusimpan lima tahun lamanya. Kenapa sekarang mendadak hadir kembali? Lalu aku bangkit dari dudukku, mengambil satu seri kartu sebesar kartu domino. Tetapi yang tergambar bukan bulatan-bulatan merah. Tetapi berbagai macam bentuk berwarna hitam. Aku menyimpannya sudah lama. Sejak mataku selalu berembun, lalu embun itu menitik di ujung hati. Sejak sepi yang tanpa warna mulai mengakrabi aku. Sejak itulah aku mulai berbagi resah dengan kartu-kartu ini. Mereka banyak memberiku tahu tentang apa saja yang aku ingin tahu. Anita dan Tina sering melihatku bermain dengan kartu-kartuku di tengah malam ketika mereka pulang. Sejak melihatku bermain dengan kartu-kartu ini, mereka juga sering ikut bermain. Ada saja yang mereka ceritakan padaku melalui kartu-kartu ini. Jualan yang sepi, para langganan yang pelit memberikan tips sampai kepada pacar-pacar mereka yang datang dan pergi. Aku menyulut sebatang dupa India. Aromanya semerbak langsung memenuhi ruangan. Aku suka. Setidaknya mengusir hampa yang sejak tadi mengambang di udara. Kukocok setumpuk kartu itu di tanganku. Kuletakkan di atas meja di depan Nina. "Mari, temani Mbak bermain kartu. Ambillah satu…," ujarku. Mata Nina memandangku. Bibirnya tetap rapat. Tetapi matanya mulai berembun. Dengan sebuah gerakan lamban tanpa semangat ia mengambil sebuah kartu. Lalu membukanya. "Ah! Hatimu sedang kacau, sedih, kecewa, tidak menentu. Kau terluka," gumamku ketika melihat kartu yang dibukanya. Seperti aku dulu…, aku melindas gelinjang rasa yang sudah lama kupendam. Aku mulai membuka kartu-kartu berikutnya. "Kau sedang memikirkan seseorang,…ah bukan…kau merindukannya…penantian… jalan panjang…menunggu…kau menunggu seorang laki-laki?" "Ya," suaranya gamang terdengar seperti datang dari dunia lain. Kuteruskan membuka kartu-kartu itu. "Menunggu… halangan… perempuan…dia beristri?" kutanya ketika tampak olehku gambaran seorang perempuan di atas kartu itu. "Ya," kali ini suaranya seperti cermin retak berderak. Ia luka sampai seperti sekarat. Kurasakan derak-derak itu sampai menembus batinku. Kenapa seperti yang pernah kurasakan lima tahun lalu? "Kamu mencintainya, Nina?" "Amat sangat!" kali ini ia menjawab cepat. Kuhela napas panjang. Kubiarkan kartu-kartu berserakan di antara aku dan Nina. Kulihat jantungnya seperti bulan tertusuk ilalang. "Tetapi ia mengecewakanku, Mbak. Ia mengkhianati aku." Ia tidak mampu lagi menyembunyikan suara gemeretak hatinya yang bagaikan bunyi tembikar terbakar. "Ia mengkhianati kamu? Bukannya ia yang mengkhianati istrinya? Bukankah ia sudah beristri?" aku bertanya, berpura-pura bodoh karena berusaha menyingkirkan masa lalu yang mulai menggigiti sanubariku. Perih itu masih terasa. "Ya. Dia beristri. Tapi istrinya jahat sekali. Ia ingin meninggalkannya. Ia mencintaiku. Kami punya rencana masa depan," jawabnya naïf dan lugu. Astaga! Seperti itukah diriku lima tahun silam? Aku benar-benar seperti melihat cermin diriku. Kepulan asap dupa melemparku ke kepulan asap lain yang sama pekatnya lima tahun yang lalu. Aku berada di dalam kepulan-kepulan asap rokok tebal dari mulut para lelaki berduit yang kutemani duduk-duduk, minum, sampai ke kamar tidur. Para lelaki yang mabuk kepayang karena kecantikanku sebagai primadona di sebuah wisma di kompleks hiburan malam. Para lelaki kedinginan yang butuh kehangatan. Para lelaki kesepian yang butuh pelukan. Para lelaki yang tidak tahu lagi ke mana bisa menghamburkan uang mereka yang berlebihan. "Istrinya jahat bagaimana? Namanya istri ya wajar saja dia tidak suka kalau suaminya berhubungan dengan perempuan lain," sahutku enteng atau tepatnya aku sudah terbiasa untuk "mengenteng-entengkan" jawaban yang ujung-ujungnya akan membuatku terluka. "Yang salah, ya suaminya. Sudah beristri kok masih bermain api. Tetapi namanya laki-laki ya begitu…," sambungku pelan. Laki-laki memang begitu, desahku. Laki-laki memang suka bermain api. Laki-laki memang suka mendua. Seperti para lelaki yang datang dan pergi di atas ranjangku. Mereka terbakar hangus gairah memberangus, haus sampai dengus-dengus napas terakhir. Lalu mereka pergi setelah sumpalkan segepok uang di belahan dadaku. "Tetapi Bayu tidak seperti itu!" sergah Nina cepat. "Bayu mencintaiku, Mbak! Ia tidak akan meninggalkanku." Ya! Prihadi juga tidak seperti laki-laki lain. Ia juga mencintaiku. Prihadi tidak seperti laki-laki lain yang meniduriku dengan kasar. Ia bahkan sangat lemah lembut untuk ukuran "membeli" kehangatan dari seorang perempuan seperti aku. Karena Prihadi, maka aku tidak mau menerima tamu yang lain. Ia menginginkan aku hanya untuknya, maka ia membeli dan menebusku dari induk semangku. Lalu ia membawaku keluar dari wisma itu dan membelikan aku sebuah rumah kecil. Ia pahlawan bagiku. Ia tidak meninggalkanku. Bahkan memberikan benih kehidupan baru yang tumbuh di dalam tubuhku. Aku bahagia sekali. Tetapi kemudian aku memutuskan untuk meninggalkannya. Kuputuskan untuk meninggalkan Prihadi ketika istrinya datang menemuiku dengan begitu anggun dan berwibawa. Berhadapan dengan perempuan yang begitu berkilau, tinggi, langsing dengan kulit kuning, ayu dengan wajah priyayi, tutur katanya lemah lembut, membuatku benar-benar merasa rendah dan tidak ada artinya. Ia sama sekali tidak menghardik atau mencaci-makiku. Ia sungguh nyaris sempurna untuk ukuran seorang perempuan, kecuali…belum bisa memberikan anak untuk Prihadi! "Kamu Ningsih? Aku istri Prihadi. Namaku Indah." Oh, ia sungguh-sungguh seindah namanya. "Aku tahu hubunganmu dengan suamiku," ujarnya dengan menekankan benar-benar kata "suamiku" itu. "Dan aku tahu kamu pasti perempuan baik-baik," lagi-lagi ia memberikan tekanan dalam kepada kata-kata "perempuan baik-baik" yang jelas-jelas ditujukannya kepadaku. "Sebagai perempuan baik-baik, kamu seharusnya tidak menjalin hubungan dengan laki-laki yang sudah beristri…dengan alasan apa pun," kali ini ia menekankan setiap kata-katanya sehingga membakat wajahku terasa panas. "Nina, sebagai perempuan baik-baik, seharusnya kamu tidak berhubungan dengan laki-laki yang sudah beristri…dengan alasan apa pun…," aku mengulangi kalimat yang kusimpan lima tahun yang lalu untuk Nina. Sebetulnya itu klise, bukan? Hanya sekadar untuk menutupi gundah gulanaku yang entah kenapa merayapi seluruh permukaan batinku. "Tetapi, Mbak, Bayu mencintaiku…," Nina menjawab. Jawaban itu juga yang kuberikan lima tahun yang lalu kepada perempuan yang nyaris sempurna itu. Tetapi ketika itu, ia justru memberikan senyum manisnya. Ia benar-benar tanpa ekspresi marah. "Laki-laki biasa seperti itu. Tetapi kamu kan perempuan baik-baik. Walaupun Prihadi menggoda, mengejar dan mencintaimu, tetapi bukankah sudah sepantasnya kamu menolaknya? Kamu kan tahu kalau dia sudah beristri?" lagi-lagi ia membuatku pias. Aku berusaha mem-photocopy kata-kata usang itu untuk Nina. "Tetapi aku juga mencintai Bayu," ia melenguh getir. Kurasakan getir yang sama ketika aku memberikan jawaban itu pula kepada istri Prihadi. Bahkan waktu itu aku masih memberikan tambahan jawaban. "Aku mengandung anak Prihadi…." Kuharap dengan jawabanku itu ia tidak akan mengusik perasaanku dengan kata-katanya yang lemah lembut tetapi terasa menampar-nampar. "Baiklah, aku mengerti kalau kamu mencintai Prihadi," ia tertawa pelan tetapi sungguh terasa kian menusuk-nusuk. Astaga! Ia tertawa! Terbuat dari apakah perempuan ini? "Kalau kau mencintai seseorang, maka kau akan melakukan apa saja yang akan membuatnya bahagia kan?" Ia pandai sekali bermain kalimat. Sebentar kalimat pernyataan, sebentar kalimat tanya. Tetapi tidak ada satu pun dari kalimatnya yang membakatku merasa nyaman. Hei! Konyol benar! Sudah syukur-syukur ia tidak memaki-makimu…, cetus batinku. "Ya, aku akan melakukan apa saja untuk membuat Prihadi berbahagia." "Nah, kau tahu kalau Prihadi adalah tokoh masyarakat yang cukup terkenal dan disegani di kota ini, kan? Ia memiliki kedudukan, kekayaan, karisma, dan nama baik. Apakah bisa kau bayangkan bagaimana reputasi Prihadi kalau sampai terbongkar mempunyai hubungan dengan perempuan lain…dan bahkan mempunyai anak di luar nikah?" Oh…ia mempunyai tata bahasa yang sempurna! Ia sama sekali tidak menggunakan kata-kata kasar. Ia memakai istilah "mempunyai hubungan dengan perempuan lain", ia tidak mengatakan "mempunyai simpanan bekas pelacur", ia mengatakan "anak di luar nikah", ia tidak mengucapkan "anak haram". Apakah itu berarti ia menghargaiku? Tetapi kenapa aku justru tidak merasa dihargai? Aku justru merasa dipermalukan. Ataukah memang pantas aku dipermalukan? "Bagaimana? Apakah situasi itu akan baik untuk Prihadi?" "Tidak," aku tidak mempunyai pilihan lain kecuali kata-kata itu. Ia tertawa pelan tetapi kali ini benar-benar seperti tawa seorang algojo yang berhasil memengal kepala seorang tawanan yang sama sekali tidak melawan. "Lalu bagaimana caramu untuk membuat Prihadi bahagia? Kamu tidak mau merusak semua yang sudah dimiliki Prihadi, kan?" Ia benar-benar algojo yang sempurna. Ia memenggal kepalaku tanpa rasa sakit sedikit pun. Tinggal aku yang menggelepar, terkapar, tanpa pernah merasa sekarat meregang nyawa. "Kalau kamu mencintai Prihadi, tinggalkan dia, gugurkan kandunganmu. Kamu pergi jauh dan memulai kehidupan baru. Aku akan membantumu. Kamu cantik sekali, Ningsih. Aku yakin, tidak akan sulit bagimu untuk mencari laki-laki baik yang belum beristri," ia menutup eksekusinya dengan kata-kata pelan tetapi penuh tekanan. "Jelas? Kuharap kamu cukup pandai untuk bisa mengerti semuanya," tandasnya. Lalu tidak banyak yang bisa kubantah ketika ia "membantuku" menyelesaikan semuanya. Ia melakukan transaksi jual beli atas rumah yang kutempati. Ia menggantinya dengan sejumlah uang yang lebih dari cukup. Ia mengantarku ke dokter dan membayar semua ongkos "mengeluarkan" calon kehidupan yang bersemayam di tubuhku. Ia membelikan aku tiket pesawat. Ia mengantarku sampai ke bandara. Ia memeluk dan mencium pipiku, lalu berbisik, "Selamat menempuh hidup baru, Ningsih. Tolong, jangan ganggu kehidupan Prihadi. Terima kasih atas pengertianmu. Kamu memang perempuan yang baik…" Oh! Ia benar-benar perempuan yang sempurna! Sampai pesawatku tinggal landas, aku tidak bisa menitikkan air mata sama sekali. Apa yang perlu kutangisi? Perempuan itu tidak memaki atau menghinaku. Bahkan ia "membantuku" dan memberiku banyak uang untuk memulai kehidupan baru di kota yang jauh dari mereka. Terasa jutaan sembilu menikam-nikam. Hatiku terasa sakit tetapi mataku hanya bisa mengembun. Sejak itu, aku berteman dengan kartu-kartu ini. Kartu-kartu ini pemberian induk semangku. Aku belajar dari dia membaca kartu-kartu ini. Dahulu, dari kartu-kartu ini, aku tahu apakah aku akan mendapat banyak tamu atau tidak? Apakah Prihadi akan datang atau tidak. Ah, kutepis nama itu cepat-cepat. Aku melanjutkan jalannya kartu-kartu yang masih berserakan di atas meja. Aku tidak mau mengingat masa lalu yang sudah sekian lama kukubur. Aku tidak mau menoleh ke belakang karena sangat menyakitkan. Toh, dengan uang yang kubawa, aku bisa membangun kehidupan baru, membeli rumah ini, membuka warung kecil, menerima kos-kosan, bertemu Nina… "Halangan…rintangan…rindu…ah…ia tidak mempunyai uang!" Aku berusaha mengalihkan rasa lukaku dengan membaca kartu-kartu Nina. Lagi-lagi ramalan itu yang kubaca dari kartu-kartu yang bertebaran. "Bingung…perempuan…halangan…Ia merindukanmu juga. Tetapi ia bingung bagaimana harus menghadapi istrinya," cetusku. Nina tertawa sumbang. "Bayu memang tidak punya uang. Istrinya yang kaya. Istrinya yang memegang kendali perusahaan. Istrinya sudah mengetahui hubungan kami. Dia lalu mengusirnya keluar dari perusahaan. Sekarang ia menghindar dariku, Mbak! Ia lebih mencintai kekayaan istrinya daripada perasaanku!" "Bayu mengecewakanku, Mbak," sentaknya. Kali ini embun-embun di matanya berguguran menjadi rintik hujan. Mengalir deras menganak di lekuk-lekuk pipinya. "Bayu menipu hatiku, Mbak! Ia takut tidak bisa hidup kaya bila pergi bersamaku. Aku benci padanya!" Hujan itu sudah menjadi badai. Riuh rendah bergemuruh seakan puting beliung yang akan merubuhkan apa saja. Lara berkubang seperti seonggok daun-daun gugur di matanya yang tersayat. "Apa yang kau inginkan darinya?" "Aku ingin dia sakit…sesakit yang kurasakan!" Aku tercenung. Sesakit itu pula yang pernah kurasakan. Betapa rasa benci itu melebihi rasa sakit. Aku juga benci setengah mati kepada Prihadi. Kenapa ia tidak mencariku kalau ia mencintaiku? Kenapa sejak istrinya yang begitu sempurna itu menemuiku, ia juga tidak pernah muncul? Lalu ketika istrinya "membantuku" untuk menyelesaikan semuanya, ia juga tidak ada kabar berita? Padahal sudah kucari seakan sampai ke ujung dunia. Apakah itu sudah merupakan kesepakatan mereka berdua? Akhirnya, aku merasa pencarianku sia-sia. Ia kucari sampai ke ujung mimpi. Kubatin, kupanggil, kunanti, dengan seluruh pengharapan dan kerinduan. Tetapi ruang hampa yang kudapati. Sehingga, kuputuskan untuk bersahabat saja dengan rasa benci dan rasa sakit. Mungkin akan menjadi lebih ramah dan menyenangkan. Ternyata benar. Membenci lebih mudah daripada memaafkan. Sakit lebih nikmat daripada pengharapan. Jadilah rasa benci dan sakit yang kusimpan untuk Prihadi. Malam demi malam, kusumpahi kandungan perempuan yang nyaris sempurna itu. Aku tidak rela menggenapi kesempurnaannya sebagai seorang perempuan dengan seorang anak, sementara ia menyuruh dokter untuk menyendok dengan mudah sebiji kacang hijau kecil di dalam rahimku. Biarkan ia juga menikmati sepi yang sama seperti sepi yang dibelikannya untukku. Sejak malam itu, malam-malam Nina juga menjadi sibuk. Nina menjadi sangat menyukai malam seperti aku. Setiap malam, ia mengirimkan rasa sakit yang dirasakannya kepada Bayu.

I WILL ALWAYS LOVE YOU

If I.. should stay I would only be in your way. So I'll go But I know I'll think of you every step of the way. And I will always love you... Ahhhh Will always love you. You, My Darling you...(mmm..) Bittersweet memories That is all I'm taking with me. So, goodbye. Please don't cry. We both know I'm not what you, you need And I will always love you, I Will always love you... (:: Saxaphone Solo ::) I hope life treats you kind. And I hope you have all you dreamed of. And I'm wishing you joy and happiness. But above all this - I wish you love. And I will always love you.. I Will always love you I Will always love you I Will always love you I Will always love you I Will I Will always love you Darling I love you Ooh, I'll always, I'll always love youuu..

BENGAWAN SOLO

Bengawan Solo Riwayatmu kini Sedari dulu jadi Perhatian insani Musim kemarau Tak seberapa airmu Di musim hujan, air meluap sampai jauh Ref: Mata airmu dari Solo Terkurung Gunung Seribu Air mengalir sampai jauh Akhirnya ke laut Itu perahu Riwayatnya dulu Kaum pedagang selalu Naik itu perahu

YOGYAKARTA

Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu Masih seperti dulu Tiap sudut menyapaku bersahabat penuh selaksa makna Terhanyut aku akan nostalgi saat kita sering luangkan waktu Nikmati bersama suasana Jogja Di persimpangan, langkahku terhenti Ramai kaki lima menjajakan sajian khas berselera Orang duduk bersila Musisi jalanan mulai beraksi seiring laraku kehilanganmu Merintih sendiri, di tengah deru kotamu (Walau kini kau t’lah tiada tak kembali) Oh… (Namun kotamu hadirkan senyummu abadi) (Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi) (Bila hati mulai sepi tanpa terobati) Oh… Tak terobati Musisi jalanan mulai beraksi, oh… Merintih sendiri, di tengah deru, hey… Walau kini kau t’lah tiada tak kembali Namun kotamu hadirkan senyummu abadi Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi (untuk s’lalu pulang lagi) Bila hati mulai sepi tanpa terobati, oh… (Walau kini kau t’lah tiada tak kembali) Tak kembali… (Namun kotamu hadirkan senyummu abadi) Namun kotamu hadirkan senyummu yang, yang abadi (Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi) Izinkanlah untuk s’lalu, selalu pulang lagi (Bila hati mulai sepi tanpa terobati) Bila hati mulai sepi tanpa terobati Walau kini engkau telah tiada (tak kembali) tak kembali Namun kotamu hadirkan senyummu (abadi) Senyummu abadi, abadi…

TANAH AIRKU

Angin berdesir dipantai Burung berkicau dengan merdu Embun pagi membasahi rumput-rumput Itulah tanah airku Sawahnya menghijau Gunungnya tinggi menjulang Rakyat aman dan makmur Indonesiaku Tanah tumpah darahku Jaga dan rawatlah selalu Disanalah aku dilahirkan dan dibesarkan Disanalah aku menutup mata Oh..... tanah airku tercinta Indonesia jaya.....

INDAHNYA ALAM NEGERI INI

Kicauan burung terdengar merdu Menandakan adanya hari baru Indahnya alam ini membuatku terpaku Seperti dunia hanya untuk diriku Kupejamkan mataku sejenak Kurentangkan tanganku sejenak Sejuk , tenang , senang kurasakan Membuatku seperti melayang kegirangan Wahai pencipta alam Kekagumanku sulit untuk kupendam Dari siang hingga malam Pesonanya tak pernah padam Desiran angin yang berirama di pegunungan Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan Begitu indah rasanya Bak indahnya taman di surga Keindahan alam terasa sempurna Membuat semua orang terpana Membuat semua orang terkesima Tetapi, kita harus menjaganya Agar keindahannya takkan pernah sirna

KEINDAHAN ALAM

Bak gelombang jiwa di udara Laksana sinar di pagi hari Bagaikan rembulan mengarunggi samudra Seperti peri kehilangan cahaya matahari Meskipun langit menyinari bumi Mirip bola di senja kelap Umpama terbang setinggi awan Bagaikan bintang menghiasi malam Sinar mentari bagaikan surya.

Selasa, 05 Juni 2012

SAHABAT

Kita terus berjalan Menyongsong masa depan Meski jalan kita tak selalu sama Namun kita selalu saling menguatkan Baik buruk kamu tetap sahabatku Namun bukan berarti aku tak peduli Kadang kita bertentangan Mungkin aku keterlaluan Aku bukan hanya mengingatkanmu Aku berusaha menjagamu Memastikan jalanu tak salah Meski akhirnya aku kehilanganmu Karena menurutmu kita berbeda Tak hanya sekali aku kehilangan sahabat yang lain Karena cintanya tak terbalas olehku Hingga aku sering menyalahkan cinta Bagaikan si perusak persahabatan Sahabat... Meski kita tak bersama lagi Meski kita tak sejalan Meski Bagimu aku bukan sahabat Bagiku kau tetap sahabatku Saat kita bersama dalah waktu-waktu berharga bagiku Meski perpisahan jadi akhir Tak ada penyesalan pernah bersamamu Doaku selalu menyertaimu Harapan terbesarku bukan bertemu denganmu Mengetahui kamu bahagia dari cukup bagiku

LAUT BIRU

Laut mendadak ramai deburan ombak terseret angin ke tengah samudera itu sedang di bibir pantai orang saja menari-nari Laut mengundang sehamparan gunung samudera datanglah dari penjuru segala melihat kami menari menjelang akhir sodorkan air ketika tubuh bermandi peluh tapi jangan suguhkan seudati*) sebab ia sudah mati Datang, datanglah dari penjuru segala ramaikan laut kami yang sepi dengan lagumu yang sarat cinta

Jumat, 11 Mei 2012

TIDAK ADA HARI YANG SIAL

Matahari telah cukup tinggi namun Bagas baru siap siap berangkat sekolah, baru kali ini Bagas bangun agak terlambat. Menyisir rambutpun dia tak sempat, apalagi sarapan pagi. Bagas mengayuh sepedanya secepat mungkin. Namun ditengah jalan ia merasa ada yang aneh dengan sepedanya. Ketika diperiksa, ternyata ban belakangnya kempes. Huh, ada ada saja ! gerutu Bagas. Terpaksa Bagas kembali kerumahnya. Dengan susah payah dia memompa ban sepedenya. Setelah selesai, dia mengayuh sepedanya lagi cepat cepat. Hari itu, banyak genangan air, karena semalaman habis diguyur hujan deras. Bagas harus pandai memilih jalan yang rata. Huh ! , kenapa sih tidak ada bantuan pemerintah untuk memperbaiki jalan ini ? “gerutu Bagas sambil membanting stang sepedanya. Tapi, tiba tiba seekor anak kucing melintas didepannya, Bagas sangat kaget. Dia mengerem sepedanya namun ternyata remnya blong, sepeda Bagas tidak terkendali. Bagas jatuh kedalam selokan. Aduuuh !! Bagas meringis. Kini sepatu Bagas kotor kena lumpur baru, rasanya dia ingin menangis dan tidak jadi sekolah, namun Bagas akhirnya kembali menaiki sepedanya. Dengan keringat bercucuran, Bagas sampai didepan sekolah. Pak Banu baru saja selesai menutup pintu gerbang. Bagas segera mengetuknya dan memohon dizinkan masuk. “sekarang boleh masuk, tapi lain kali jangan kesiangan lagi ya ?” ujar pak Banu. Bagas hanya mengganguk. Pelajaran pertama sudah dimulai, celakanya hari itu jadwal pak Reza. Guru matematika itu terkenal tegas. Tok! Tok! Bagas mengetuk pintu dengan jantung berdebar. Didalam kelas mendadak hening. Semua anak menleh ke pintu. Begitu melihat bagas muncul, pecahlah tawa mereka. “hei, gas, kamu abis bajak sawah ya !!” teriak Giring. Keadaan menjadi lebih gaduh, Bagas hanya bisa tertunduk dan merengut. “jangan ribut !!” bentak pak Reza sambil mendatangi Bagas. “apapun alasanmu, kamu telah terlambat. Sekarang, rapikan dulu penampilanmu, setelah itu berdiri didepan dikelas sampai jam pelajaran pertama habis !! mengerti ??” kata pak Reza tak ada kompromi. Hari itu Bagas merasa dirinya sangat sial. “kenapa aku bisa sial begini?” ceritanya pada adi waktu istirahat. Mungkin kamu lupa mandi gas ?” celetuk Adi. “sembarangan, aku tadi mandi kok!” Bagas agak sewot. Becanda gas! Tapi tenang aja aku juga pernag mengalami hal seperti kamu sepanjang hari kacau balau. Itulah yang disebut hari sial, tutur Adi. “apa benar ada hari sial ?” tanya Bagas. “buktinya, kamu sendiri mengalami!!” timpal Adi meyakinkan. Sampai waktu pulang tiba, Bagas tak henti memikirkan kejadian yang dialaminya hari itu. Dia melamun, sampai sampai sepedanya hampir saja menabrak gerobak bakso. Si tukang bakso sampai marah marah. Tiba dirumah Bagas menumpahkan segala kekesalannya. Bagas segera mengeluarkan keluh kesahnya. Pokoknya, bu, hari ini adalah hari sial Bagas !! Bagas mengakhiri ceritanya. Ibu tersenyum. “menurut ibu sih, tidak ada yang namanya hari sial atau hari baik. Sebuah hari itu, menjadi baik atau buruk, tergantung bagaimana kamu mengisinya. Contohnya, apa yang kamu alami hari ini. Kenapa kamu bangun kesiangan ?” selidik ibu. “Bagas nonton bola bu semalam” jawab Bagas malu malu. “nah, akibat begadang, kamu jadi kesiangan. Karena takut telat, kamu jadi serba buru buru. Itulah yang membuat kamu jadi celaka. Kalau semua disiapkan dengan baik, kamu tidak perlu terburu buru. Bagas mengangguk mengerti. Kesialaannya hari itu, memang akibat dirinya sendiri. Bukan karena hari itu yang sial. Karena tidak ada hari sial.

Rabu, 25 April 2012

Tugas V-class analisis dan perancangan sistem informasi

UML itu singkatan dari Unified Modelling Language. Sesuai dengan kata terakhir dari kepanjangannya, UML itu adalah salah satu bentuk language atau bahasa. Menurut pencetusnya, UML di definisikan sebagai bahasa visual untuk menjelaskan, memberikan spesifikasi, merancang, membuat model, dan mendokumentasikan aspek-aspek dari sebuah system. Karena tergolong bahasa visual, UML lebih mengedepankan penggunaan diagram untuk menggambarkan aspek dari system yang sedang dimodelkan. Memahami UML itu sebagai bahasa visual itu penting, karena penekanan tersebut membedakannya dengan bahasa pemrograman yang lebih dekat ke mesin. Bahasa visual lebih dekat ke mental model pikiran kita, sehingga pemodelan menggunakan bahasa visual bisa lebih mudah dan lebih cepat dipahami dibandingkan apabila dituliskan dalam sebuah bahasa pemrograman. Sebenernya hampir semua disiplin ilmu memiliki notasi, cara, atau bahasa dalam memodelkan problem dengan notasi diagram yang visual. Ambil contoh dibidang elektro, untuk menggambarkan sebuah system radio, insinyur-insinyur menggunakan diagram sirkuit kelistrikan yang sudah didefinisikan dengan jelas. Dengan diagram sirkuit ini, insinyur elektro bisa mengkomunikasikan komponen-komponen apa saja yang terdapat dalam sebuah system radio kepada insinyur elektro yang lain atau kepada teknisi. Ada tiga cara dalam memakai UML dalam melakukan pemodelan system: 1. UML sebagai sketsa UML digambarkan dalam sketsa coretan-coretan dalam kertas atau whitboard secara tidak formal. Biasanya digunakan dalam sesi diskusi tim untuk membahas aspek tertentu dalam tahap analisis dan perancangan. 2. UML sebagai blueprint system Seperti diagram kelistrikan adalah blueprint dari komponen atau produk yang akan dihasilkan, UML juga bisa menggambarkan blueprint yang identik untuk sebuah system software. 3. UML sebagai bahasa pemrograman UML berfungsi sebagai bahasa pemrograman mencoba melakukan semuanya dengan UML sampai kepada produk jadinya. Analisis dan perancangan dilakukan dengan diagram-diagram yang ada dalam UML, sementara sebuah tool atau generator bisa menghasilkan produk akhir dari diagram-diagram ini. Tujuan UML diantaranya adalah : - Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum. - Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemrograman dan proses rekayasa. - Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan. perbedaan antarara DFD dengan UML itu adalah kalau DFD itu lebih condong ke database sedangkan UML itu lebih condong ke pengembangan aplikasi nya. Sumber : www.google.co.id

Minggu, 08 April 2012

Resensi Film “The Tourist”

Resensi Film “The Tourist”

1. Identitas lengkap :
- Judul : “The Tourist”
- Genre : Drama, Mistery, dan Suspense
- Sutradara : Florian Henckel von Donnersmarck

- Produksi oleh : Graham King, Timotius Headington, Roger Birnbaum, Gary Barber, Jonathan Glickman

- Penulis Skenario : Florian Henckel von Donnersmarck, Christopher McQuarrie, Julian Fellowes

- Distributor : Columbia Pictures
- Tanggal rilis : 10 Desember 2010
- Durasi : 103 menit

- Pemain :
+ Angelina Jolie sebagai Elise Clifton-Ward
+ Johnny Depp sebagai Frank Tupelo / Alexander Pearce
+ Paul Bettany sebagai Inspektur John Acheson
+ Timothy Dalton sebagai Kepala Inspektur Jones
+ Steven Berkoff sebagai Reginald Shaw
+ Rufus Sewell sebagai Orang Inggris
+ Kristen De Sica sebagai Kolonel Lombardi
+ Alessio Boni sebagai Sersan Cerato
+ Daniele Pecci sebagai Letnan Narduzzi
+ Giovanni Guidelli sebagai Letnan Tommassini
+ Raoul Bova saat Count Filippo Gaggia
+ Igor Jijikine sebagai Virginsky
+ Bruno Wolkowitch sebagai Kapten Courson
+ Marc Ruchmann sebagai Brigadir Kaiser
+ Julien Baumgartner sebagai Brigadir Ricuort
+ François Vincentelli sebagai Brigadir Marion
+ Nino Frassica sebagai Brigadir Mele
+ Neri Marcorè sebagai Alessio, Concierge Hotel
+ Renato Scarpa sebagai Arturo, menyesuaikan
+ Maurizio Casagrande sebagai Antonio, pelayan

2. Sinopsis :
Film dibuka dengan Elise ( Angelina Jolie ) yang diikuti oleh Polisi Perancis , bekerja dengan Scotland Yard di bawah arahan Inspektur John Acheson ( Paul Bettany ). Acheson telah bertahun-tahun kekasih lama berburu Elise, Alexander Pearce, yang berutang £ 744.000.000 dalam bentuk pajak dan diyakini telah menerima 20 juta dolar operasi plastik untuk mengubah penampilannya sepenuhnya. Di sebuah kafe, Elise menerima instruksi tertulis dari Pearce: papan kereta ke Venesia , memilih seorang pria yang menyerupai Pearce, dan membuat polisi yakin bahwa ini adalah umpan Pearce sendiri. Elise membakar catatan, kemudian berhasil menghindari polisi dan papan kereta. Di kereta, Elise picks Frank ( Johnny Depp ), seorang guru sekolah Amerika yang tinggi. Dia menghabiskan banyak waktu dengan dia, sepertinya mulai romantis. Sementara itu, polisi telah berhasil menyelamatkan abu catatan terbakar dan dirakit mereka untuk mengekstrak informasi tentang pertemuan-nya serta tipu muslihatnya. Tapi seorang informan dari kantor polisi keliru berkomunikasi dengan Reginald Shaw ( Steven Berkoff ), seorang gangster dari siapa Pearce sebagai akuntan mencuri $ 2,3 miliar, yang Pearce bepergian dengan Elise di kereta ke Venesia. Shaw segera melanjutkan ke Venice.

Elise mengundang Frank untuk tinggal bersamanya di kamar hotel yang telah disusun untuknya di Venesia. Pearce meninggalkan petunjuk lebih lanjut untuk Elise untuk menghadiri bola. Elise meninggalkan Frank, yang kemudian dikejar oleh pria Shaw. Ketika mencoba untuk melarikan diri dari mereka, Frank ditahan oleh polisi Italia seolah-olah untuk keamanan sendiri, hanya untuk memiliki inspektur korup menyerahkannya kepada manusia Shaw dengan imbalan karunia yang telah ditempatkan pada kepala Pearce. Elise menyelamatkan Frank sebelum ia diserahkan, yang menyebabkan pria Shaw pada mengejar perahu diperpanjang dan melarikan diri. Dia meninggalkan Frank di bandara dengan paspor dan uang, mendesak dia pulang untuk keselamatan sendiri.

Elise diturunkan menjadi sebuah Scotland Yard agen rahasia yang mungkin telah menjadi sekutu Pearce. Karena rasa takutnya untuk Frank, dia setuju untuk berpartisipasi dalam operasi menyengat. Pada bola, sebagai Elise mengembara sekitar mencoba untuk menemukan Pearce di kerumunan, amplop ditempatkan di atas meja di depannya oleh seorang pria yang kemudian dengan cepat menghilang ke dalam kerumunan. Elise melihat bahwa amplop itu adalah untuknya, dan percaya bahwa manusia harus Pearce sendiri. Dia mencoba untuk mengikutinya melalui kerumunan, memanggil-manggil namanya, tapi dihentikan oleh Frank yang telah berhasil masuk dalam bawah dalih.

Frank mengaku jatuh cinta dengan dia, dan mengundang dia untuk menari bersamanya. Tapi dia diseret oleh polisi, sementara Elise membuka amplop itu dan menemukan sebuah catatan menyebutkan titik pertemuan. Dia kemudian kepala off di perahu ini ke titik pertemuan baru. Shaw dan ekor anak buahnya dia di perahu mereka, kedua belah pihak diam-diam diikuti oleh kapal polisi di mana Frank diadakan diborgol untuk menghentikan dia dari menghalangi penyelidikan.

Ketika Elise tiba di tempat tujuan, Shaw mengambil tahanan nya, mengancam untuk menyakiti dia kecuali dia mengungkapkan lokasi dari uang curian. Polisi memantau situasi di dalam ruang pertemuan melalui audio dan link video. Meskipun bahaya Elise itu, Inspektur Acheson berulang kali membalikkan permintaan polisi untuk campur tangan dengan penembak jitu mereka. Sementara polisi sibuk dalam memantau situasi, Frank lolos dari perahu polisi dan menghadapkan Shaw, mengaku sebagai Pearce yang telah menjalani operasi plastik dan menawarkan untuk membuka aman jika Elise diperbolehkan untuk meninggalkan aman. Shaw adalah skeptis dan membuat tawaran kontra bahwa Frank harus membuka aman jika dia tidak ingin melihat Elise yang dipotong. Kepala Inspektur Jones ( Timothy Dalton ) tiba di luar saham-polisi, menimpa Acheson, dan perintah penembak jitu polisi untuk menembak ke dalam ruangan, membunuh Shaw dan anak buahnya. Jones mengangkat suspensi Elise dan juga mengakhiri pekerjaannya.

Acheson menerima pesan radio yang Pearce ditemukan tidak jauh dari titik pertemuan, dan bergegas ke lokasi di mana polisi telah menahan tersangka. Tetapi orang itu mengaku hanya seorang turis yang hanya menjadi petunjuk berikut mengirim sms ke ponsel, untuk hadir di lokasi tertentu, di mana dia telah menerima pembayaran. Sementara itu, Elise memberitahu Frank bahwa ia mencintai dia, tapi dia juga mencintai Pearce. Frank kemudian menunjukkan sebuah "solusi" untuk dilema ini, untuk mengejutkan Elise, ia membuka aman dengan memasukkan kode yang benar, sehingga mengungkapkan bahwa ia benar-benar Alexander Pearce. Dia dan Elise kemudian mengambil uang dan pergi, meninggalkan tanda centang pada aman bagi seluruh jumlah pajak yang ia berutang. Polisi menemukan cek ketika mereka kembali dan meniup terbuka yang aman. Acheson sekarang menyadari bahwa Frank memang telah Pearce selama ini, dan ingin mengejar dia, tetapi Jones menentukan bahwa, dengan pajak sekarang dibayar sepenuhnya, kejahatan hanya Pearce adalah bahwa ia mencuri uang dari seorang gangster sekarang-mati. Perintah Jones kasus ini akan ditutup. Frank dan Elise berlayar ke suatu kehidupan baru bersama-sama, dengan Elise mengambil dan mulai terbiasa dengan wajah baru dan benar-benar berubah dari kekasih lamanya.


3. + Kelebihan dari film ini yaitu
- Di dalam ini semua aspek terkumpul dari mulai romantic nya maupun drama nya

+ Kekurangan dari film ini adalah
- Cerita nya yang hamper sebagian besar monoton yaitu di kerjar-kejar oleh polisi terus

4. Saran :
- Cerita jangan monoton di kejar polisi terus, seharus nya di buat lebih variasi lagi agar penonton tidak bosan

Sumber :
www.google.co.id
www.wikipedia.org

Selasa, 13 Maret 2012

OSENG OSENG MERCON : KULINER MALAM YANG MENJADI BUAH BIBIR MASYARAKAT JOGJAKARTA

Saat kita mendengar kata Jogjakarta mungkin yang terpikir di otak kita adalah sebuah kota dengan sejuta keindahan. Ini dapat dilihat dari tempat wisatanya, pantainya, kulinernya yang tidak kalah enak dan selalu identik dengan sebutan kota pelajar.
Jogjakarta adalah kota bersejarah yang letaknya di pulau Jawa, tepatnya di Jawa Tengah. Karena keindahan kota disana, maka tak ayal banyak sekali turis turis yang berkunjung kesana untuk melihat tempat tempat wisata di Jogja, terutama candi. Di Jogjakarta terdapat puluhan candi, tetapi yang sering dikunjungi oleh para wisatawan domestik adalah candi Borobudur dan candi Prambanan.
Seperti yang sudah ditulis diatas tadi, selain tempat wisata yang indah, Jogjakarta juga terkenal dengan kulinernya, misalnya gudeg. Memang gudeg sudah tidak asing di telinga kita, tapi bagaimana dengan oseng oseng mercon ? Ya benar, kuliner yang satu ini memang sedang menjadi buah bibir masyarakat Jogja.
Oseng oseng mercon adalah sejenis makanan yang dari namanya saja kita sudah tahu bagaimana rasanya. Cabe adalah bahan utamanya, selain cabe biasanya dicampur dengan kikil atau daging. Cara membuatnya juga tidak terlalu sulit, hanya mencampur semua bahan yang ada dan ditambah sedikit bumbu rahasia dari si penjual.
Harganya juga tidak terlalu mahal, berkisar antara 8 sd 10 ribu saja anda sudah bisa merasakan pedasnya oseng oseng mercon dan sepiring nasi hangat, satu lagi, jangan pernah mencari makanan ini pada siang hari, karena hanya buka pada malam hari dan biasanya diperdagangkan dipinggir jalan jalan kota Jogja, termasuk di Malioboro
Jika anda berkunjung ataupun study tour ke Jogjakarta, anda patut mencoba rasa pedasnya yang dapat membuat anda bermandikan keringat.

Salam pedas manis ..

Selasa, 14 Februari 2012

SEJARAH HARI VALENTINE

Hari Valentine (bahasa Inggris: Valentine's Day) atau disebut juga Hari Kasih Sayang, pada tanggal 14 Februari adalah sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat. Asal-muasalnya yang gelap sebagai sebuah hari raya Katolik Roma didiskusikan di artikel Santo Valentinus. Beberapa pembaca mungkin ingin membaca entri Valentinius pula. Hari raya ini tidak mungkin diasosiasikan dengan cinta yang romantis sebelum akhir Abad Pertengahan ketika konsep-konsep macam ini diciptakan.
Hari raya ini sekarang terutama diasosiasikan dengan para pencinta yang saling bertukaran notisi-notisi dalam bentuk "valentines". Simbol modern Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupido (Inggris: cupid) bersayap. Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal. The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu miliar kartu valentine dikirimkan per tahun.[1] Hal ini membuat hari raya ini merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama ini juga memperkirakan bahwa para wanitalah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.
Di Amerika Serikat mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu diperluas dan termasuk pula pemberian segala macam hadiah, biasanya oleh pria kepada wanita. Hadiah-hadiahnya biasa berupa bunga mawar dan cokelat. Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan.
Sebuah kencan pada hari Valentine seringkali dianggap bahwa pasangan yang sedang kencan terlibat dalam sebuah relasi serius. Sebenarnya Valentine itu merupakan hari Percintaan, bukan hanya kepada pacar ataupun kekasih, Valentine merupakan hari terbesar dalam soal Percintaan dan bukan berarti selain valentine tidak merasakan cinta.
Di Amerika Serikat hari raya ini lalu diasosiasikan dengan ucapan umum cinta platonik "Happy Valentine's", yang bisa diucapkan oleh pria kepada teman wanita mereka, ataupun, teman pria kepada teman prianya dan teman wanita kepada teman wanitanya.

SEJARAH APPLE

Apple Inc., dahulunya Apple Computer, Inc. (NASDAQ: AAPL), ialah perbadanan multinasional Amerika Syarikat yang mengkhususkan perekaan bentuk serta pengilangan produk elektronik pengguna dan perisian yang berkait. Berpusat di Cupertino, California, Apple mengembangkan, menjual, dan mendukung berbagai-bagai komputer peribadi dan pemain media mudah alih, serta juga perisian dan perkakasan komputer tambahan. Jualan tahunan Apple di seluruh dunia pada tahun fiskal 2006 (berakhir pada 30 September) ialah AS$19.3 bilion.
Apple diasaskan oleh Steve Jobs dan Steve Wozniak. Apple kini terlibat dalam penciptaan konsep teknologi baru (seperti iPhone, dan Apple TV), serta ciri-ciri untuk Mac OS X "Leopard", sistem pengendaliannya yang baru. Syarikat ini juga mengendalikan kedai dalam talian untuk menjual perkakasan dan perisian, selain daripada iTunes Store, laman webnya yang membekalkan muzik, buku audio, permainan, video muzik, pertunjukan TV, dan filem digital yang boleh dimuat turun. Produk-produk perkakasan syarikat yang paling terkenal termasuk barisan komputer peribadi Mac dan peranti-peranti persisian berkait, barisan pemain media mudah alih iPod, serta iPhone yang dikeluarkan pada pertengahan tahun 2007. Selain itu, produk-produk perisian Apple yang paling terkenal termasuk sistem pengendalian Mac OS dan suit perisian iLife yang merupakan berkas produk perisian kreatif bersepadu untuk para amatur. (Kedua-dua Mac OS dan iLife dibekalkan secara bersama-sama dengan semua jualan Mac). Tambahan pula, Apple juga merupakan pembekal produk perisian industri audio dan filem profesional (serta juga "prosumer") yang utama. Aplikasi-aplikasi profesional dan "prosumer" Apple yang digunakan, terutamanya dalam komputer Mac, termasuk Final Cut Pro, Logic Audio, Final Cut Studio, dan alat-alat industri yang berkait.
Diperbadankan pada 3 Januari 1977, syarikat in mula-mulanya dikenali sebagai Apple Computer, Inc. selama 30 tahunnya yang pertama. Pada 9 Januari 2007, syarikat ini menggugurkan perkataan "Computer" daripada nama korporatnya agar membayangkan bahwa Apple yang pada suatu ketika terkenal untuk produk-produk komputer, kini membekalkan berbagai-bagai produk elektronik pengguna. Pertukaran nama yang menyusul pengumuman Apple tentang smartfon iPhone dan sistem video digital Apple TVnya membayangkan peluasan berterusan syarikat ke dalam pasaran elektronik pengguna, selain daripada tumpuan tradisionalnya dalam komputer peribadi.
Apple juga mengendalikan 180 buah kedai jualan runcit di Amerika Syarikat, Jepun, United Kingdom, Kanada, dan Itali. Kedai-kedai itu menjual kebanyakan produk Apple serta juga produk-produk pihak ketiga, dan membekalkan dukungan dan pembaikan perkakasan dan perisian Apple. Apple kini menggaji melebihi 20,000 pekerja tetap dan pekerja sampingan di seluruh dunia.
Berdasarkan alasan-alasan dari falsafah reka bentuk estetik yang menyeluruh sehingga budaya perlawanan (malahan asal-usul budaya kebebasannya), selain daripada kempen-kempen pengiklanannya, Apple telah memperoleh suatu reputasi yang tersendiri dalam industri elektronik konsumer serta juga dasar pelanggan yang setia pada tahap yang amat luar biasa kepada syarikat dan jenamanya.

FOSTER THE PEOPLE - PUMPED UP KICKS

Robert's got a quick hand.
He'll look around the room, he won't tell you his plan.
He's got a rolled cigarette, hanging out his mouth he's a cowboy kid.
Yeah, he found a six shooter gun.
In his dad's closet hidden with a box of fun things, and I don't even know what.
But he's coming for you, yeah he's coming for you.

[Chorus: x2]
All the other kids with the pumped up kicks you'd better run, better run, outrun my gun.
All the other kids with the pumped up kicks you'd better run, better run, faster than my bullet.

Daddy works a long day.
He'll be coming home late, he's coming home late.
And he's bringing me a dark surprise.
'Cause dinner's in the kitchen and it's packed in ice.
I've waited for a long time.
Yeah the sleight of my hand is now a quick-pull trigger,
I reason with my cigarette,
And say your hair's on fire, you must have lost your wits, yeah.

[Chorus: x2]
All the other kids with the pumped up kicks you'd better run, better run, outrun my gun.
All the other kids with the pumped up kicks you'd better run, better run, faster than my bullet.

[Whistling]

[Chorus: x3]
All the other kids with the pumped up kicks you'd better run, better run, outrun my gun.
All the other kids with the pumped up kicks you'd better run, better run, faster than my bulletA

Sabtu, 14 Januari 2012

TUGAS 5 : KUTIPAN,DAFTAR PUSTAKA,DAN ABSTRAK

Kutipan
Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :
1) Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
2) Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
3) Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
4) Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.

Menurut saya kutipan adalah pengambilan suatu tulisan dari sumber-sumber untuk melengkapi suatu tulisan yang sedang kita buat.

Cara membuat kutipan:
1. Kutipan langsung : kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada perubahan.Kalau ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda ( sic! ),yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu.Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, misal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll.

Menurut saya kutipan langsung adalah pengambilan tulisan secara langsung tanpa merubah apa pun dan kita mengutip sesuai asli nya dan tidak bertanggung jawab kalau ada kesalahan di dalam tulisan itu.

2. Kutipan tidak langsung : kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip.
Menurut saya kutipan tidak langsung adalah pengambilan tulisan tapi yang di ambil hanya inti nya saja.

Daftar pustaka
Daftar pustaka adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel- artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sehagian dan karangan yang tengah digarap. Sedangkan menurut saya daftar pustaka adalah suatu bagian dari tulisan seperti makalah karena daftar pustaka menunjukan sumber dari mana tulisan itu bisa di dapatkan.

Unsur-unsur daftar pustaka :
- Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
- Judul buku, termasuk judul tambahan.
- Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke-berapa, nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
- Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid. nomor dan tahun.

Jenis-jenis daftar pustaka :
a. Buku-buku dasar : buku yang dipergunakan sebagai bahan orientasi umum mengenai pokok yang digarap itu.
b. Buku-buku khusus : yaitu buku-buku yang dipakai oleh penulis untuk mencari bahan-bahan yang langsung bertalian dengan pokok persoalan yang digarap.
c. Buku-buku pelengkap : buku-buku yang topiknya lain dari topik yang digarap penulis.

Cara membuat daftar pustaka :
Nama penulis. Tahun penerbit. Judul buku. Kota terbit: nama penerbit
contoh : Hockett. Charles F. A Course in Modern Linguistics. New York: The Mac Millan Company. 1963.

Abstrak
Abstrak adalah representasi dari isi dokumen yang singkat dan tepat. Abstrak merupakan bentuk ringkas dari isi suatu dokumen yang terdiri atas bagian-bagian penting dari suatu tulisan, dan mendeskripsikan isi dan cakupan dari tulisan.

Menurut saya abstrak adalah suatu bentuk tulisan yang isi di ambil dari ringkasan bagian yang terpenting di dalam tulisan itu.

Cara membuat abstrak :
• Nama penulis
• Judul
• Tahun dan jumlah halaman
• Isi abstrak memuat pokok permasalahan, tujuan dan metode penelitian, hasil penelitian, simpulan
• Nama pengabstrak

Refrensi:
www.google.com
http://www.wikipedia.org/